ANKARA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menekankan, negaranya tidak ingin berperang dengan Rusia, seraya menyatakan menggelar operasi militer untuk menghantam Suriah.
Ankara mengumumkan Operation Spring Shield di Idlib, sebagai bentuk respons atas serangan yang dilakukan pasukan Bashar al-Assad Kamis (27/2/2020).
Akar menyatakan, tujuan utama mereka adalah pertahanan diri melawan militer Suriah dan unit yang menyerang pasukan Turki pada Kamis.
Baca juga: 33 Tentaranya Tewas, Serangan Balasan Turki Bunuh 16 Serdadu Suriah
Sebanyak 34 personel militer Turki tewas pada serangan Kamis, di mana Ankara langsung merespons dengan membunuh 26 tentara Suriah.
"Menyusul serangan kejam pada 27 Februari di Idlib, Operation Spring Shield sukses diaktifkan," ujar Akar dilansir AFP Minggu (1/3/2020).
Menteri Turki berusia 67 tahun itu menuturkan, tujuan mereka adalah menghentikan kekejaman yang dilakukan Damaskus dan mencegah gelombang migrasi.
"Kami tidak punya keinginan atau niat untuk berperang dengan Rusia. Kami harap mereka bisa menggunakan pengaruhnya agar rezim mundur dari perbatasan," klaimnya.
Dalam klaimnya, Akar menyatakan bahwa puluhan tank, helikopter, dan meriam howitzer dihancurkan, serta 2.212 pasukan Damaskus "dinetralkan".
Ankara mempunyai 12 pos pengawasan di Idlib yang dikuasai kelompok pemberontak, menyusul kesepakatan dengan Rusia di Sochi pada 2018.
Baca juga: Langkah Militer Erdogan di Suriah Bawa Mata Uang Lira Anjlok
Namun pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan militer sejak Desember 2019 untuk merebut benteng terakhir pemberontak tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.