Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2020, 14:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LAMBANG negara India setelah merdeka dari belenggu penjajahan Inggris terinspirasi Pilar Singa Ashoka yang kini disimpan di Museum Sarnath di dekat Varanasi, India.

Maharaja Ashoka mendirikan Pilar Singa Ashoka di Sarnath sekitar tahun 250 Sebelum Masehi untuk mengenang titik tempat Buddha Gautama pertama kali mengajarkan Dharma.

Di puncak tiang pilar berdiri saling membelakangi empat singa melambangkan kekuatan, keberanian, harga diri, dan keyakinan di atas landasan melingkar berukir empat satwa yang menjaga empat arah mata angin: singa di utara, gajah di timur, kuda di selatan, dan lembu di barat.

Baca juga: Puluhan Orang Tewas dalam Protes Petani di India

Landasan berbentuk teratai mekar melambangkan hulu sumber air kehidupan dan inspirasi kreatif. Berhias semboyan Satyameva Jayate dalam aksara Devanagari yang bermakna “Hanya Kebenaran yang Berjaya”.

Kerukunan umat beragama

Rakyat India yang mayoritas Hindu sepakat menobatkan Pilar Singa Ashoka sebagai lambang nasional Republik India, resmi sejak 26 Januari 1950.

Hakikat makna lambing India merupakan ungkapan kerukunan umat beragama di India yang sangat didambakan oleh Bapak Bangsa India yaitu Mahatma Gandhi.

Maka, Mahatma Gandhi sangat berduka ketika kemudian India terbelah tiga karena alasan agama menjadi India, Pakistan, dan Bangladesh.

Mahatma K. Gandhi dan Sarojini Naidu pada Salt March di India barat, Maret 1930.britannica.com Mahatma K. Gandhi dan Sarojini Naidu pada Salt March di India barat, Maret 1930.

Sampai masa kini Pakistan dengan India masih berseteru dengan alasan beda agama. Tentu saja Mahatma Gandhi makin sedih melihat di dalam negeri India sendiri masih terjadi permusuhan penuh kebencian antara umat Hindu dan umat Islam yang masih bermukim di India sebagai Tanah Kelahiran mereka.

Baca juga: Timah dan Nikel Ditemukan Dalam Darah Warga India yang Sakit Misterius

Prahara pertikaian antarumat beragama di Ayodhya yang masih berlarut sampai masa kini merupakan contoh kegagalan pewujudan semangat kerukunan umat beragama yang tersirat pada Pilar Singa Ashoka.

Sejarah

Sementara beberapa (tidak semua) sejarawan India mencoba mengubah data sejarah demi meruntuhkan citra Maharaja Ashoka yang dikenal sebagai raja yang arif bijaksana, toleran dan mempersatukan India untuk menjadi tokoh yang egois, haus kekuasaan, lalim, bengis dan sama sekali tidak toleran terhadap umat beragama beda dengan dirinya sendiri.

Apabila upaya peruntuhan citra Ashoka berhasil maka bukan tidak mungkin akan berdampak politis sehingga bukan mustahil bahwa lambang nasional India akan ditinjau kembali untuk resmi diganti dengan lambang negara yang tidak terlalu menjunjung tinggi harkat dan martabat Maharaja Ashoka.

Serta semboyan di landasan pilar Singa Ashoka perlu diganti menjadi “Hanya Kekuasaan Yang Berjaya”. Andaikata prahara itu benar-benar terjadi pada kenyataan maka dapat diyakini sanubari almarhum Mahatma Gandhi makin remuk-redam melihat bangsanya makin memecah-belah dirinya sendiri.

Suatu prahara yang wajib kita bersama cegah agar jangan sampai terjadi di bumi Indonesia kita tercinta ini. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com