Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2020, 21:57 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Invasi militer yang dilakukan ke Afghanistan sejak 2001, telah mengubah wajah negara di Asia Tengah itu.

Setelah serangan teroris 9/11, Negeri "Uncle Sam" langsung memburu Al-Qaeda sampai tempat-tempat perlindungan yang disediakan pemerintah Taliban saat itu.

Kini 18 tahun sejak hal tersebut berlalu, AS dan Taliban telah menandatangani perjanjian damai.

Di Doha, Qatar, Sabtu (29/2/2020) perjanjian itu mengakhiri invasi AS di Afghanistan selama hampir dua dekade lamanya.

Dilansir dari kantor berita AFP, inilah perubahan wajah Afghanistan dari tahun ke tahun sejak AS melakukan invasi militer.

Baca juga: Presiden Afghanistan Tolak Bebaskan 5.000 Tahanan Sesuai Perjanjian Damai AS-Taliban

1. Perang melawan teroris

7 Oktober 2001, kurang dari sebulan usai serangan 11 September yang menewaskan sekitar 3.000 orang di AS, presiden George W. Bush meluncurkan operasi "Enduring Freedom" di Afghanistan.

Taliban yang merupakan rezim fundamentalis di Afghanistan, melindungi Osama bin Laden dan gerakan Al-Qaeda yang melakukan serangan 9/11.

Operasi tersebut membuka front militer AS untuk berperang melawan terorisme.

Dalam beberapa minggu, pasukan AS menggulingkan Taliban yang telah berkuasa sejak 1996.

Selain melakukan serangan udara, kubu Washington DC juga memberikan dukungan pada Aliansi Utara Afghanistan untuk melawan Taliban. Kontribusinya berupa tim paramiliter dari CIA dan pasukan khusus.

November 2001, sebanyak 1.000 tentara AS beroperasi di Afghanistan, dan meningkat jadi 10.000 di tahun berikutnya.

Baca juga: Kalau Taliban Langgar Perjanjian Damai, AS Tidak Segan untuk Serang Afghanistan Lagi

2. Perang yang terlupakan

Perhatian AS teralihkan dari Afghanistan, ketika pasukan AS menyerang Irak tahun 2003 untuk menggulingkan rezim Saddam Hussein, yang dituduh menyimpan senjata pemusnah massal.

Taliban dan pasukan Islam lainnya kemudian berkumpul lagi di benteng mereka di Afghanistan Selatan dan Timur.

Di sana, mereka bisa dengan mudah melakukan perjalanan antar-pangkalan dan melancarkan pemberontakan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com