Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2020, 18:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tolak pembebasan 5.000 tahanan Taliban sebagai syarat terjalinnya perundingan intra-Afghanistan.

Pernyataan ini diungkapkan presiden yang menjabat sejak 29 September 2014 itu, pada Minggu (1/3/2020) seperti dilansir dari Reuters.

"Pemerintah Afghanistan telah memutuskan untuk menolak pembebasan 5.000 tawanan Taliban," ucap Ghani pada wartawan di Kabul, sehari setelah perjanjian damai ditandatangani di Doha, Qatar.

Baca juga: Kalau Taliban Langgar Perjanjian Damai, AS Tidak Segan untuk Serang Afghanistan Lagi

Dalam perjanjian damai Amerika Serikat (AS) dengan Taliban, tercantum Sebanyak 5.000 tahanan perang dan politik Taliban dan 10 ribu tahanan lainnya akan dilepas AS mulai 10 Maret 2020.

Hari itu adalah waktu negosiasi intra-Afghanistan digelar. Pihak-pihak terkait harus menunaikan kewajiban ini dalam tiga bulan.

AS sudah berkomitmen untuk melakukannya, dan Taliban juga berkomitmen tahanan yang dibebaskan tidak akan melancarkan serangan ke AS, sekutu, serta koalisi.

Namun Ghani menolaknya, dengan alasan pembebasan tawanan Taliban bukan wewenang AS.

"Bukan wewenang AS untuk memutuskan, mereka hanya fasilitator," kata presiden Afghanistan ke-13 itu.

Baca juga: Walau Sudah Berdamai dengan AS, Taliban Masih Jadi Momok Perempuan Afghanistan

Perjanjian damai pada Sabtu kemarin ditandatangani oleh Mullah Abdul Ghani Baradar selaku pemimpin Taliban, dan Zalmay Khalilzad yang merupakan utusan AS.

Kesepakatan bersejarah ini juga disaksikan langsung oleh Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo.

Setelah seremoni selesai, Baradar bertemu dengan para Menteri Luar Negeri dari Norwegia, Turki, dan Uzbekistan di Doha.

Turut hadir pula diplomat dari Rusia, Indonesia, dan negara-negara tetangga.

"Para pejabat yang bertemu Mullah Baradar menyatakan komitemen mereka terhadap rekonstruksi dan pembangunan Afghanistan... Perjanjian AS-Taliban sangat bersejarah," kata juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Resmi Tanda Tangani Kesepakatan dengan Taliban, Menlu AS: Ini Hari Penting

Presiden AS Donald Trump juga berencana akan bertemu dengan pemimpin Taliban dalam waktu dekat.

Namun para pembantu Presiden Ghani mengatakan langkah Trump untuk bertemu Taliban akan menimbulkan risiko tersendiri bagi pemerintah, ketika penarikan pasukan AS sudah terjadi.

Berdasarkan perjanjian damai AS-Taliban, Washington DC akan mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan menjadi 8.600 personel dari yang sebelumnya 13.000 personel.

Penarikan pasukan ini dilakukan bertahap selama 135 hari atau 4,5 bulan. Jumlah ini termasuk sekutu dan pasukan koalisi.

Baik AS, sekutu, dan koalisi akan menarik mundur pasukannya dari lima basis militer.

Kemudian di 9,5 bulan sisanya, pihak AS, sekutu, dan koalisi menyelesaikan penarikan mundur semua pasukannya, dari basis-basis militer yang tersisa.

Baca juga: Kesepakatan AS-Taliban, Trump: Kesempatan Rakyat Afghanistan Berdamai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com