KABUL, KOMPAS.com - Perjanjian damai antara AS dengan Taliban menampakkan titik cerah, di mana Presiden Donald Trump menyebut kesepakatan itu "semakin dekat".
Meski demikian, masih belum jelas apakah perjanjian tersebut meliputi jeda terbatas dalam permusuhan yang disepakati dengan milisi pemberontak itu, atau sesuatu yang lebih luas.
"Saya pikir kami semakin dekat. Saya pikir ada peluang bagus kami mencapai kesepakatan. Akan kami lihat," ujar Trump dalam wawancara radio Kamis (13/2/2020).
Baca juga: Taliban Kirim Ultimatum kepada AS, Apa Isinya?
Diberitakan AFP, presiden berusia 73 tahun itu menuturkan bahwa perjanjian damai dengan Taliban bisa diketahui hasilnya dalam dua pekan mendatang.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Mark Esper menerangkan bahwa Washington menegosiasikan proposal pengurangan kekerasan di Afghanistan dalam tujuh hari ke depan.
Diberitakan Al Jazeera, Esper mengatakan bahwa solusi terbai, jika bukan satu-satunya, yang dipunyai oleh Kabul adalah kesepakatan politik.
"Perkembangan bagus tengah dicapai pada tahap ini. Banyak yang harus kami laporkan saat ini, saya harap," paparnya kepada awak media di Brussels, Belgia.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyebutnya sebagai "suatu terobosan penting", di mana dia berharap adanya realisasi dari proposal tersebut.
"Kami butuh realisasi di lapangan, bukan sekadar di atas kertas," jelas mantan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu dikutip BBC.
Baca juga: Tukar Tawanan, Taliban Bebaskan 2 Profesor Asal AS dan Australia
Jika pengurangan kekerasan bisa terealisasikan, Pompeo yakin diskusi terkait perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan bisa terjadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.