Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2020, 21:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Mothership

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Sebuah momen manis diterima mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, ketika dia mendapat pelukan dari sang istri, Siti Hasmah Mohd Ali.

Peristiwa itu terjadi setelah Mahathir selesai memberikan keterangan kepada wartawan, di momen terpilihnya Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia.

Terpilihnya Muhyiddin mengakhiri masa tugas Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri sementara Negeri "Jiran" sejak Senin (24/2/2020).

Baca juga: Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia, Mahathir Mohamad Melawan

Dilansir Mothership Minggu (1/3/2020), Siti Hasmah langsung memberikan pelukan tatkala Mahathir mendekati istri yang sudah dinikahi selama 63 tahun itu.

Awalnya, mantan PM Malaysia dengan julukan Dr M itu berusaha bercanda dengan berusaha menjaga jarak, seraya menarik tangan istrinya menjauh.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Thank you everyone.

A post shared by Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) on Feb 29, 2020 at 7:46pm PST

"Jangan malu. Jangan malu," ucap Siti seraya berusaha memberikan pelukan bagi si suami. Dia nampak emosional dengan alis yang berkerut.

Pada akhirnya, politisi yang juga dijuluki Bapak Modernisasi Malaysia itu luluh, dan membalas dengan memeluk pundak perempuan 93 tahun tersebut.

Mahathir memutuskan memberikan perlawanan setelah Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, menunjuk Muhyiddin Yassin.

Muhyiddin yang merupakan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) ditunjuk pada Sabtu (29/2/2020), setelah dianggap mampu untuk memimpin mayoritas di parlemen.

Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM Malaysia menyerukan kesempatan untuk menjungkalkan Muhyiddin terjadi ketika sidang istimewa parlemen.

Baca juga: Mahathir Mohamad Calonkan Diri Kembali Jadi Perdana Menteri Malaysia

"Dia (Muhyiddin) tentunya akan dilantik sebagai perdana menteri. Langkah selanjutnya adalah kami bisa mengajukan mosi tak percaya kepadanya," jelasnya.

Dia menuturkan jika pemerintah baru tidak segera dibentuk dalam waktu cepat, bisa dikatakan PM tidak mendapat dukungan penuh.

Merujuk kepada Konstitusi Malaysia, seorang PM harus mendapat dukungan dari mayoritas parlemen, tanpa perlu memandang dari mana partai politiknya.

Jika parlemen tidak diizinkan untuk menggelar sidang luar biasa, maka PM berusia 72 tahun tersebut tidak bisa mendapat dukungan yang cukup.

Mahathir Mohamad mengatakan, dia sangat terpukul dan kecewa karena Muhyiddin Yassin sampai mendongkelnya dari jabatan orang nomor satu Negeri "Jiran".

Halaman:
Sumber Mothership
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com