KABUL, KOMPAS.com - Sabtu (29/2/2020) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui untuk menarik semua pasukannya dari Afghanistan dalam 14 bulan.
Pernyataan tersebut terangkum dalam perjanjian yang sudah disepakati antara AS dengan kelompok pemberontak Taliban.
Dilansir dari kantor berita AFP, sebelum kesepakatan ini terjalin, Taliban telah memerintahkan adanya gencatan senjata di Afghanistan.
Selama periode gencatan jelang perjanjian yang berlangsung sejak pekan lalu, dilaporkan hanya serangan terisolasi yang terjadi.
Perjanjian ini akan membuat ribuan tentara AS keluar dari Afghanistan setelah lebih dari 18 tahun.
AS menyetujui syarat yang diajukan, sebagai ganti dari komitme keamanan dari Taliban, termasuk ke depannya menggelar pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan.
Baca juga: Kesepakatan AS-Taliban, Trump: Kesempatan Rakyat Afghanistan Berdamai
"Karena kesepakatan itu ditandatangani hari ini, dan rakyat kami senang dan merayakannya, kami telah menghentikan semua operasi militer kami di seluruh negeri," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada AFP.
Perintah ini menandai gencatan senjata kedua selama perang Afghanistan. Gencatan senjata pertama terjadi di tahun 2018 selama tiga hari di tengah perayaan Idul Fitri.
Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan, Hamdullah Mohib, mengatakan dia sangat optimis tentang kesepakatan gencatan senjata parsial satu minggu ini, yang dijuluki periode "pengurangan kekerasan".
"Kami telah mencapai tahap yang memberi kami harapan," kata Mohib.
"Taliban mampu mengurangi kekerasan. Tetapi mereka masih harus diuji agar tidak melanjutkan kekerasan. Itu juga menunjukkan bahwa Taliban menginginkan perdamaian."
Baca juga: Gencatan Senjata AS-Taliban, Ini 4 Hal yang Perlu Anda Ketahui
Di penandatanganan perjanjian nanti di Qatar, para petinggi Afghanistan akan absen, tetapi perwakilan pemerintah akan datang untuk melakukan "kontak awal" dengan Taliban.
Sementara itu pemberontak menekankan bahwa gencatan senjata ini tidak sepenuhnya.
Jumlah serangan Taliban memang menurun drastis selama seminggu, tapi serangan masih terjadi di area pedesaan yang bisa kembali memanaskan suasana.
Baca juga: Kesepakatan Damai AS-Taliban, Trump: Saya Akan Menandatanganinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.