Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Suriah Tak Tarik Pasukannya, Erdogan Ancam Gelar Operasi Militer "Secepatnya"

Kompas.com - 19/02/2020, 18:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam bakal menggelar operasi militer "secepatnya" jika Suriah tidak menarik pasukan.

Ankara yang mendukung sejumlah kelompok pemberontak, dibuat berang setelah Damaskus menggelar serangan di Idlib, basis terakhir penentang pemerintah.

Dalam dua pekan, setidaknya ada 13 tentara Turki yang gugur diserang Suriah, dengan Ankara membalas dan mengklaim banyak korban jiwa dari musuh.

Baca juga: Erdogan Ancam Suriah Bakal Membayar Mahal jika Tentaranya Diserang

Dilansir Al Jazeera Rabu (19/2/2020), Erdogan memperingatkan Damaskus untuk mundur dari wilayah yang mereka kuasai. Jika tidak, dia bakal menyerang pada akhir bulan.

"Sebuah operasi militer bakal digelar di Idlib secepatnya. Kami sudah memberikan peringatan terakhir. Kami akan menghitung mundur," ancamnya.

Dia menuturkan, pada dasarnya pengerahan pasukan hanya "tinggal menunggu waktu", dan menyatakan pertemuan dengan Rusia, sekutu Suriah, jauh dari keinginan mereka.

Pemimpin Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) itu sudah berinisiatif menjadikan Idlib sebagai wilayah aman, tak peduli seperti apa risikonya.

Pengumuman dari Erdogan terjadi sehari setelah pejabat PBB memperingatkan akan adanya ancaman kemanusiaan di wilayah barat laut Suriah itu.

Hampir 300 warga sipil terbunuh pada 2020 ini, dengan 93 persen penyebab kematian dikarenakan serangan dari Suriah dan Kremlin, demikian keterangan PBB.

Baca juga: Erdogan Umumkan Rencana Mengirim Pasukan ke Turki ke Libya

Presiden Bashar al-Assad berjanji pada pekan ini, bahwa dirinya akan terus menggempur benteng terakhir pemberontak untuk meraih "kemenangan sempurna".

Pekerja kemanusiaan Suriah pun menyerukan adanya gencatan senjata dan bantuan dari internasional demi hampir satu juta orang yang mengungsi.

Dalam konferensi pers di Istanbul, Aliansi NGO Suriah menuturkan kamp pengungsian yang ada sudah penuh, dengan pengungsi terpaksa tidur di tempat terbuka.

"Kami menghadapi salah satu krisis perlindungan terburuk, sekaligus pergerakan skala besar IDP (pengungsi internal) yang tak punya tempat," jelas Aliansi NGO Suriah.

Dalam keterangan NGO tersebut, para pengungsi terancam meninggal karena cuaca buruk di tengah upaya mereka berlindung dari konflik.

"Situasi di barat laut sudah tidak bisa dipertahankan. Bahkan oleh standar buruk Damaskus sekalipun," kata Direktur Eksekutif Unicef, Henrietta Fore.

Baca juga: Erdogan Bakal Membalas Setiap Sanksi yang Dijatuhkan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com