Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/02/2020, 16:04 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Sebanyak 16 serdadu Suriah terbunuh setelah Turki melakukan serangan balasan, buntut serangan udara di Idlib yang menewaskan 33 tentara mereka.

Observasi untuk HAM Suriah menyatakan, drone tempur dan artileri membombardir pos militer pasukan rezim Bashar al-Assad di area selatan dan timur Idlib.

Dilansir AFP Jumat (28/2/2020), pos itu sebelumnya direbut tentara Suriah dari pemberontak dalam pertempuran yang berlangsung hampir tiga bulan.

Baca juga: Serangan Udara di Idlib, 33 Tentara Turki Tewas

Tidak ada komentar resmi baik dari Damaskus maupun Turki setelah Observasi untuk HAM Suriah menyatakan serangan di Idlib itu menewaskan 16 serdadu.

Serangan itu merupakan balasan setelah sebelumnya, serangan udara yang dilakukan militer rezim Assad membunuh 33 tentara Turki di Idlib.

Konvoi Turki, bagian dari bala bantuan yang dikirim ke daerah itu untuk membantu kelompok pemberontak awal bulan ini, ditembaki pada Kamis pagi (27/2/2020).

Rusia yang merupakan sekutu Assad menyatakan, Ankara menjadi korban karena berada di antara kelompok pemberontak yang sejak diincar Suriah.

"Pada Kamis, tentara Turki yang berada di formasi tempur grup teroris berada dalam jarak tembak militer Suriah," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.

Berdasarkan keterangan Moskwa, Ankara tidak menginformasikan keberadaan mereka, di mana mereka seharusnya juga tidak berada di kawasan tersebut.

"Adapun Angkatan Udara Rusia juga tidak digunakan dalam operasi ini," lanjut kementerian. Insiden ini membuat NATO bereaksi.

Blok pertahanan Atlantik Utara ini menggelar pertemuan darurat setelah korban tewas terjadi pada Turki yang notabene merupakan anggota mereka.

Pertemuan darurat tersebut merujuk kepada pengaktifan Artikel 4 Trakta Washington yang menjadi dasar pendirian NATO, demikian keterangan resmi organisasi itu.

Artikel 4 digunakan oleh negara anggota jika mereka merasa "keamanan, kemerdekaan polisik, hingga integritas teritorial terancam".

Baca juga: AS Minta Rezim Assad dan Sekutunya Hentikan Kekejaman di Idlib

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke