MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia memberikan peringatan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam bakal menyerang Suriah jika tak menarik pasukan.
Kremlin merupakan sekutu utama Presiden Bashar al-Assad, dan membantu Damaskus untuk menggamit satu demi satu wilayah yang dikuasai pemberontak.
Dalam pertemuan politisi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di parlemen, Erdogan mengancam agar Suriah menarik pasukannya di belakang militer Turki.
Baca juga: Jika Suriah Tak Tarik Pasukannya, Erdogan Ancam Gelar Operasi Militer Secepatnya
Ankara yang mendukung sejumlah kelompok pemberontak, dibuat berang setelah Damaskus menggelar serangan di Idlib, basis terakhir penentang pemerintah.
Dalam dua pekan, setidaknya ada 13 tentara Turki yang gugur diserang Suriah, dengan Ankara membalas dan mengklaim banyak korban jiwa dari musuh.
Jika tidak, mantan Wali Kota Istanbul periode 1994 sampai 1998 itu bakal mengerahkan tentara dan menggelar operasi militer pada akhir bulan.
Menanggapi ancaman itu, Rusia melalui juru bicara pemerintah Dmitry Peskov menuturkan agar Ankara tak coba-coba menyerang Assad.
"Jika yang dibicarakan adalah serangan terhadap pemerintahan maupun pasukan sah Suriah, maka tentu saja akan menjadi skenario terburuk," tegas Peskov.
Diwartakan AFP Rabu (19/2/2020), Moskwa tidak akan menghalangi Turki jika yang disasar adalah "kelompok teroris" di Idlib, sesuai kesepakatan mereka.
Baca juga: Erdogan: Tak Akan Ada Anggota ISIS yang Bakal Keluar dari Suriah
Dia merujuk kepada perjanjian dua negara di 2018, di mana mereka sepakat melaksanakan zona demiliterisasi di wilayah Idlib.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.