Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendapat Ancaman Sanksi AS, Erdogan Tak Akan Hentikan Serangan ke Kurdi Suriah

Kompas.com - 12/10/2019, 09:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News,AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, dia tak akan menghentikan serangan terhadap Kurdi Suriah meski diancam sanksi AS.

Dalam kicauannya di Twitter, Presiden Donald Trump menyebut dirinya mempunyai tiga opsi untuk menghentikan konflik di perbatasan Turki dan Suriah.

Pertama adalah mengirim langsung pasukan ke perbatasan, menjatuhkan sanksi kepada Turki, atau mencoba menengahi dua kubu yang bertikai.

Baca juga: Erdogan Ancam Banjiri Eropa dengan Jutaan Pengungsi jika Kritik Serangan ke Kurdi Suriah

Menteri Pertahanan Mark Esper memperingatkan bakal ada "konsekuensi serius" jika Ankara tak menghentikan serangan atas Kurdi Suriah.

Adapun Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menuturkan, Trump telah memerintahkan persiapan untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Turki.

"Kami berharap kami tak perlu menggunakannya (sanksi). Namun kami bisa menutup ekonomi Turki jika dibutuhkan," kata Mnuchin.

"Kini terdapat ancaman dari kanan dan kiri, meminta kami untuk berhenti. Saya katakan kami tidak akan berhenti," tegas Erdogan.

"Kami tidak akan mundur dari langkah yang kami ambil. Kami tak akan berhenti apa pun yang orang katakan," tegasnya dilansir AFP dan Sky News Jumat (11/10/2019).

Erdogan melihat Kurdi Suriah, yang tergabung dalam Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebagai teroris yang terhubung dengan pemberontak Turki.

Dia menyatakan operasi militer untuk menghantam posisi mereka di kawasan timur laut Suriah perlu demi menjaga keamanan nasional.

Janjinya terjadi setelah PBB mengungkapkan Operation Peace Spring pada Rabu (9/10/2019) telah membuat 100.000 warga setempat mengungsi.

Ribuan orang sudah mengungsi dari desa seperti Ras al-Ayn dan Tal Abyad, dengan Program Pangan Dunia membeberkan ada yang berjalan kaki, ada juga yang naik kendaraan.

Terdapat ketakutan jika serangan itu bakal berdampak pada kembalinya ISIS. Apalagi Kurdi merupakan sekutu AS dalam memerangi kelompok ekstremis itu.

Trump menerima kritikan karena dianggap mengizinkan invasi Turki setelah Gedung Putih mengumumkan menarik diri dari perbatasan.

Kini, senator baik dari Republik maupun Demokrat hendak merumuskan sanksi kuat yang bakal digunakan untuk membendung serangan Ankara.

Baca juga: Ancam Banjiri Eropa dengan 3,6 Juta Pengungsi, Erdogan Dituduh Memeras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com