DAMASKUS, KOMPAS.com - Seorang anak yang menjadi korban pengeboman di Idlib, Suriah, berharap semoga Tuhan membalas Presiden Bashar al-Assad dan Rusia.
Wajih Al Asali tengah berada di bengkel mobil ketika serangan udara terjadi di lokasinya, dan membuat kawasan itu menjadi puing-puing.
Kini, Wajih dirawat dengan tubuh penuh perban, jari-jari yang membengkak serta terkena kotoran dan darah, maupun napas yang terasa berat.
Baca juga: Erdogan Ancam Suriah Bakal Membayar Mahal jika Tentaranya Diserang
Serangan udara itu terjadi di salah satu alun-alun utama Idlib, dengan tujuh anak dilaporkan tewas, demikian laporan Sky News Kamis (13/2/2020).
Ratusan ribu orang memutuskan mengungsi dari provinsi di sebelah barat laut Suriah, dan berbatasan dengan Turki di tengah gempuran pasukan pemerintah.
Ayah Wajih adalah anggota kelompok pemberontak. Namun, adalah anaknya yang harus menanggung akibat karena orangtuanya tak mendukung Damaskus.
"Kami hanya sedang duduk di bengkel. Namun, mereka mencoba menyerang kami. Semoga Tuhan membalas dengan membunuh Bashar (Assad) dan Rusia," ujar Wajih.
Korban anak-anak lain yang diangkat dari reruntuhan pasca-serangan adalah Rinad Zaidan. Dia tengah bermain dengan adiknya, Mohammed, ketika tertimpa puing-puing gedung.
Dari lokasi aman di dekat perbatasan Turki, Rinad yang kepalanya diperban mengisahkan bagaimana dia dan adiknya segera diselamatkan.
"Pertahanan sipil (White Helmets) membawa kami ke rumah sakit. Mereka mengambil pecahan dari pipi serta kepala adik saya," jelasnya.
Tim penyelamat kemudian beralih kepada bocah tujuh tahun itu di mana dia dipindahkan ke rumah sakit lain agar luka di tubuhnya segera dirawat.
Rinad dan keluarganya memutuskan meninggalkan rumah mereka di Saraqib tiga hari lebih awal sejak penyerangan tersebut.
Rinad melanjutkan, dia ingin segera kembali ke sekolah setelah serangan berakhir dan belajar. "Saya ingin jadi dokter dan merawat anak-anak," katanya.
Baca juga: Potret al-Hol, Kamp Pengungsian ISIS di Suriah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.