ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam pemerintah Suriah (bakal membayar mahal" jika tentaranya sampai diserang.
"Semakin mereka menyerang pasukan kami, mereka akan membayar harga yang sangat, sangat mahal," ancam Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Pada Senin (10/2/2020), pejabat Turki mengklaim mereka "menetralkan" 101 tentara Suriah setelah lima serdadunya tewas diserang di Idlib.
Baca juga: Karena Erdogan, Mantan Pesepak Bola Turki Hakan Sukur Jadi Sopir Taksi Online
Damaskus, yang disokong Rusia, melancarkan operasi militer untuk merebut Idlib, wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak sejak Desember 2019.
Dilansir AFP Selasa (11/2/2020), ratusan warga sipil tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi di tengah upaya pasukan pemerintah merebut kota demi kota.
Ankara mendukung kelompok pemberontak dalam konflik sejak 2011, dan mendirikan pos militer di Idlib berdasarkan kesepakatan dengan Rusia di 2018.
Dalam keterangan ofisial Ankara, setidaknya ada tiga pos pemantauan, begitu sebutan mereka, telah dikelilingi tentara Bashar al-Assad.
Erdogan pun melontarkan ancaman agar militer rezim Assad menarik diri dari wilayah mereka paling lambat hingga akhir Februari ini.
Mantan Wali Kota Istanbul itu mengatakan Damaskus sudah "mendapat apa yang mereka inginkan" di Idlib. Namun bagi Assad ternyata itu belum cukup.
Sementara Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyerukan kepada Rusia dan Iran, sekutu lain Suriah, untuk menghentikan Assad menyerang Idlib.
"Para penjamin rezim (Assad) seperti Rusia dan Iran seharusnya bisa meminta rezim untuk menyudahi agresinya," kata Cavusoglu dikutip NTV.
Delegasi Rusia yang terdiri dari pejabat militer dan intelijen dilaporkan menggelar perundingan di Ankara, mencari solusi atas konflik di Idlib.
Namun hingga saat ini, belum ada langkah konkret. Cavusoglu menyatakan, Erdogan bakal menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sementara itu, Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Suriah, James Jeffrey, dikabarkan bakal mengunjungi Turki pada Rabu (12/2/2020).
Washington memutuskan mendukung pemerintahan Erdogan setelah Damaskus menembaki pasukan mereka pada pekan lalu.
Baca juga: Erdogan Umumkan Rencana Mengirim Pasukan ke Turki ke Libya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.