ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk "menyingkir dari jalan mereka".
Pernyataan itu diucapkannya di tengah ketegangan hubungan antara Turki dengan Suriah buntut konflik di antara dua negara di Idlib.
Karena ketegangan itu, kesepakatan antara Turki dengan Rusia yang diteken pada 2018 mengenai de-eskalasi ketegangan di Idlib terancam hancur.
Baca juga: Langkah Militer Erdogan di Suriah Bawa Mata Uang Lira Anjlok
Kepada para politisi di Istanbul, Erdogan menceritakan kembali percakapan teleponnya dengan Putin, seperti dikutip Russian Today Sabtu (29/2/2020).
Dalam percakapan teleponnya, presiden 66 tahun itu mengatakan Ankara tidak akan keberatan jika yang kepentingan Rusia adalah mendirikan pos militer di Suriah.
"Saya tanya kepada Tuan Putin. 'Apa kepentingan Anda di sana? Jika Anda hendak mendirikan pangkalan, silakan saja'," klaim Erdogan.
"Namun menyingkir dari jalan kami, dan biarkan kami berhadapan satu lawan satu dengan rezim (Suriah)," tegas mantan Perdana Menteri Turki itu.
Moskwa memutuskan mengintervensi konflik Suriah pada 2015, dengan memberikan bantuan bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak.
Dalam pandangan Kremlin, membantu Assad akan menghindarkan kelompok "teroris" ini untuk menyerang negara lain, termasuk Rusia.
Erdogan melanjutkan, pemerintahannya kini menganggap pasukan Assad sebagai target sah untuk diserang, dan mengklaim 2.100 tentara Suriah tewas di Idlib.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.