ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam bakal menggelar operasi militer "secepatnya" jika Suriah tidak menarik pasukan.
Ankara yang mendukung sejumlah kelompok pemberontak, dibuat berang setelah Damaskus menggelar serangan di Idlib, basis terakhir penentang pemerintah.
Dalam dua pekan, setidaknya ada 13 tentara Turki yang gugur diserang Suriah, dengan Ankara membalas dan mengklaim banyak korban jiwa dari musuh.
Baca juga: Erdogan Ancam Suriah Bakal Membayar Mahal jika Tentaranya Diserang
Dilansir Al Jazeera Rabu (19/2/2020), Erdogan memperingatkan Damaskus untuk mundur dari wilayah yang mereka kuasai. Jika tidak, dia bakal menyerang pada akhir bulan.
"Sebuah operasi militer bakal digelar di Idlib secepatnya. Kami sudah memberikan peringatan terakhir. Kami akan menghitung mundur," ancamnya.
Dia menuturkan, pada dasarnya pengerahan pasukan hanya "tinggal menunggu waktu", dan menyatakan pertemuan dengan Rusia, sekutu Suriah, jauh dari keinginan mereka.
Pemimpin Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) itu sudah berinisiatif menjadikan Idlib sebagai wilayah aman, tak peduli seperti apa risikonya.
Pengumuman dari Erdogan terjadi sehari setelah pejabat PBB memperingatkan akan adanya ancaman kemanusiaan di wilayah barat laut Suriah itu.
Hampir 300 warga sipil terbunuh pada 2020 ini, dengan 93 persen penyebab kematian dikarenakan serangan dari Suriah dan Kremlin, demikian keterangan PBB.
Baca juga: Erdogan Umumkan Rencana Mengirim Pasukan ke Turki ke Libya
Presiden Bashar al-Assad berjanji pada pekan ini, bahwa dirinya akan terus menggempur benteng terakhir pemberontak untuk meraih "kemenangan sempurna".
Pekerja kemanusiaan Suriah pun menyerukan adanya gencatan senjata dan bantuan dari internasional demi hampir satu juta orang yang mengungsi.
Dalam konferensi pers di Istanbul, Aliansi NGO Suriah menuturkan kamp pengungsian yang ada sudah penuh, dengan pengungsi terpaksa tidur di tempat terbuka.
"Kami menghadapi salah satu krisis perlindungan terburuk, sekaligus pergerakan skala besar IDP (pengungsi internal) yang tak punya tempat," jelas Aliansi NGO Suriah.
Dalam keterangan NGO tersebut, para pengungsi terancam meninggal karena cuaca buruk di tengah upaya mereka berlindung dari konflik.
"Situasi di barat laut sudah tidak bisa dipertahankan. Bahkan oleh standar buruk Damaskus sekalipun," kata Direktur Eksekutif Unicef, Henrietta Fore.
Baca juga: Erdogan Bakal Membalas Setiap Sanksi yang Dijatuhkan AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.