Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ahmad Bocah Suriah yang Kehilangan Kedua Lengannya

Kompas.com - 02/01/2017, 18:01 WIB

BOSTON, KOMPAS.com - Sepanjang tahun lalu, Ahmad Alkhalaf (11) seorang bocah Suriah yang kini menetap di AS menjalani tahun yang sibuk.

Dia hadir dalam pidato kenegaraan terakhir Presiden Barack Obama sebagai tamu seorang anggota kongres.

Bocah yang kehilangan kedua tangannya akibat ledakan bom di sebuah kamp pengungsi tiga tahun lalu itu juga belajar naik sepeda dan rollerblade.

Ahmad juga menghabiskan musim panas dengan berlatih bela diri dan senam serta bermain sepak bola lalu berenang di sebuah danau dekat kota Boston.

Dia juga menerima sepasang tangan palsu untuk menggantikan kedua lengannya yang hilang.

Namun, bocah itu merasa ada hal yang belum lengkap dalam hdupnya karena dia hanya sendirian di AS sementara ibu dan ketiga saudaranya berada di Istanbul, Turki.

"Saya ingin ibu ada di sini. Saya merindukan dia. Sudah terlalu lama, saya tak tahan lagi," kata Ahmad sambil menendang bola di sebuah taman.

Meski sedih, Ahmad masih memiliki keyakinan bahwa dia akan berkumpul lagi dengan ibunya suatu waktu nanti.

"Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Kita hanya harus meyakini diri sendiri," ujar dia.

Ayah Ahmad, Dirgam Alkhalaf mengatakan, semua harapan putranya itu sangat tergantung apakah presiden terpilih Donald Trump akan menjalankan janjinya.

Janji yang dimaksud Dirgam adalah niatnya membatasi kehadiran umat Muslim di Amerika Serikat.

Dirgam Alkhalaf sendiri sudah mengajukan permohonan suaka di AS dan berharap petisi keluarganya membuatnya bisa berkumpul kembali dengan Ahmad.

"Saya hanya bisa berharap dia (Trump) berbuat yang terbaik. Tak peduli apa kata orang, saya sangat optimistis," tambah Dirgam.

Dirgam mengatakan, dia tak bisa kembali lagi ke Turki setelah menolak status warga sementara yang ditawarkan.

Kembali ke Suriah, khususnya ke kota Aleppo tempat dia dan keluarganya dulu tinggal, juga bukan merupakan pilihan.

"Tak ada apa-apa lagi di Suriah bagi kami. Rumah kami sudah hancur. Dan kami tak punya tempat lagi jika AS menolak permohonan kami," tambah Dirgam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com