WASHINGTON, KOMPAS.com - Militer Amerika Serikat melancarkan serangan tiba-tiba ke Suriah pada Kamis malam (6/4/2017) waktu setempat.
Serangan ini menjadi serangan langsung pertama pihak AS kepada Pemerintahan Suriah.
Selain itu juga menjadi perintah militer paling dramatis pertama yang diambil Donald Trump sejak memegang jabatan sebagai Presiden AS.
Updated: Berapa Korban Tewas dalam Serangan Tomahawk AS ke Suriah?
Seorang pejabat di Washington DC, yang dikutip Associated Press mengungkapkan, aksi ini merupakan pembalasan atas serangan senjata kimia mengerikan, terhadap warga sipil di sana.
Sebelumnya, Trump yang melihat foto-foto anak-anak tewas dalam serangan kimia, menyebut aksi tersebut sebagai aib bagi kemanusiaan dan melanggar banyak batasan.
Updated: Pakai 60 Rudal Tomahawk ke Suriah, Apa yang Disasar AS?
Sekitar 60 rudal tomahawk AS ditembakkan dari kapal perang yang ada di wilayah Laut Tengah, menyasar sebuah pangkalan udara di Suriah.
AS meyakini Suriah menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam serangan udara menggunakan zat beracun yang diduga sarin.
Baca: Serangan Senjata Kimia di Suriah, Siapa yang Bertanggung Jawab?
Presiden Trump tidak mengumumkan serangan itu diawal, tetapi ia dan pejabat keamanan nasional AS lainnya mengeluarkan peringatan kepada Pemerintah Suriah sepanjang hari Kamis kemarin.
"Saya pikir, apa yang terjadi di Suriah adalah salah satu kejahatan yang benar-benar mengerikan dan seharusnya tidak terjadi dan itu tidak boleh dibiarkan terjadi," tegas Trump.
Updated: Trump: Presiden Suriah adalah Diktator, Mari Warga Dunia Bersatu
Hal itu diutarakan Trump kepada para wartawan yang ikut bersamanya dalam penerbangan dengan Air Force One menuju Florida.
Di Florida, Trump akan mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.
Serangan ke pangkalan udara Suriah terjadi bersamaan dengan pertemuan Trump dan Xi yang salah satunya akan membahas mengenai isu keamanan yang menggangu AS, yakni program nuklir Korea Utara.
Baca: Serangan Senjata Kimia Tewaskan 70 Orang di Idlib, Suriah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.