Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2017, 17:24 WIB

IDLIB, KOMPAS.com – Senjata kimia digunakan secara luas dalam perang saudara di Suriah. Dalam serangan terbaru, 70 orang tewas di Idlib, wilayah yang berbatasan dengan Turki.

Informasi itu disampaikan Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, sebagaimana dilaporkan media Inggris, Metro, Kamis (6/4/2017) ini.

Bozdag mengatakan, hasil otopsi sangat jelas menujukkan ada jejak senjata kimia pada para korban. Senjata beracun digunakan dalam serangan di kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, Suriah barat laut.

Tiga puluh dua korban yang terpapar zat beracun dibawa Turki, namun tiga orang akhirnya tewas.

Menurut Turki, serangan itu secara luas diyakini telah dilancarkan oleh militer loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, Damaskus menolak mentah-mentah tudingan itu.

Bagaimana pun, Rusia, sekutu dekat Assad, mengatakan, kelompok pemerontak Suriah layak dipersalahkan dalam serangan yang terjadi di kota Khan Sheikhoun itu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding rezim pemerintah Assad telah pergi “melewati garis batas” karena menggunakan gas beracun dalam menyerang warga sipil.

Di antara para korban tewas, t erdapat 20 anak-anak. Terkait dengan perkembangan di Idlib, Trump mengatakan, sikapnya terhadap Suriah dan Assad telah berubah.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Kroasia, Vecernji List, Assad tetap berpegang pada sikapnya yang tegas bahwa "kami tidak punya pilihan lain kecuali (mencapai) kemenangan".

Assad mengatakan, "Jika kami tidak memenangkan perang ini, itu berarti bahwa Suriah akan hilang dari peta.”

Menurut Assad, pemerintahnya tidak memiliki punya pilihan lain dalam menghadapi perang saudar yang telah berkecamuk selama enam tahun ini, kecuali bertahan untuk mencapai kemenangan.

Perancis telah berusaha untuk mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengeluarkan resolusi yang bertujuan mengecam serangan dengan senjata kimia di Suriah.

Menlu Perancis, Jean-Marc Ayrault, Kamis (6/4/2017), mengatakan, Perancis akan berusaha untuk menjamu para sekutunya agar mendukung resolusi tersebut, meski ada tekanan Rusia.

Nikki Haley, Duta AS di PBB, memperingatkan, AS dan sekutu bisa dipaksa untuk bertindak menghadapi kekerasan dengan senjata kimia terhadap warga sipil di Suriah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com