Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2019, 19:27 WIB
|

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikritik karena menampilkan video penembakan masjid di Selandia Baru dalam salah satu kampanyenya.

Dalam kampanye itu juga, Erdogan mengatakan, manifesto yang ditulis Brenton Tarrant, sang pelaku penembakan, adalah upaya menyingkirkan bangsa Turki dari Eropa.

Kampanye yang digelar pada Minggu (17/3/2019) itu ditujukan untuk memperkuat dukungan terhadap Erdogan menjelang pemilu lokal akhir bulan ini.

Baca juga: Aksi Teror di Masjid Christchurch, Ini Pesan Menyentuh PM Selandia Baru bagi Para Korban

Erdogan mengatakan, Tarrant pernah berkunjung dua kali ke Turki dan dia menginginkan Muslim Turki disingkirkan dari wilayah Eropa Turki di sisi barat Selat Bosphorus.

"Apa yang dia katakan? Kita tidak boleh pergi ke barat melintasi Bosphorus, artinya ke Eropa. Malahan, dia yang akan datang ke Istanbul, membunuh dan mengusir kita dari tanah ini," ujar Erdogan.

Potongan video yang sedikit diburamkan dari serangan di Christchurch itu ditampilkan di layar lebar bersama dengan sebagian isi manifesto buatan Tarrant.

Aksi Erdogan ini mendapatkan kritik dari Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters.

Dia mengatakan, ditampilkannya video itu sama sekali tidak fair dan membahayakan warga Selandia Baru di luar negeri.

Di Selandia Baru rekaman itu sudah diklasifikasikan sebagai publikasi terlarang. Sehingga memiliki dan menyebarkannya merupakan tindakan melawan hukum.

Peters menambahkan, dia sudah menjelaskan masalah ini kepad apara pejabat Turki yang berkunjung ke Selandia Baru termasuk Menlu Mevlut Cavusoglu.

"Kami sudah melakukan dialog tentang perlunya negara lain, dalam hal ini Turki, memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman terhadap Selandia Baru," ujar Peters.

Baca juga: Keluarga Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Hancur dan Remuk

Sementara itu juru bicara partai oposisi Turki CHP Faik Oztrak, seperti dikutip kantor berita Anadolu, mengkritik Erdogan karena menggunakan tragedi itu demi keuntungan politiknya.

"Apakah perlu memperlihatkan pembantaian berdarah itu hanya demi memperoleh beberapa suara?" tanya Oztrak.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com