Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2020, 09:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,Hurriyet

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bereaksi setelah lima warganya jadi korban tewas penembakan Jerman pada Rabu (19/2/2020).

Total sembilan orang terbunuh ketika seorang pria, diidentifikasi bernama Tobias R, menembaki dua bar shisha di Hanau pada Rabu malam waktu setempat.

Tobias R yang diyakini adalah ekstremis sayap kanan ditemukan tewas bersama ibunya ketika polisi menyerbu apartemennya pada Kamis dini hari (20/2/2020).

Baca juga: Penembakan di Bar Shisha Jerman, 9 Orang Tewas oleh Terduga Ekstremis Sayap Kanan

Duta Besar Turki untuk Berlin, Ali Kemal Aydin, mengonfirmasi lima warganya tewas dalam penembakan Jerman, dilansir Hurriyet.

Kemudian berdasarkan Kon-Med, Asosiasi Kurdi di Jerman menuturkan, ada anggotanya yang menjadi korban dalam serangan di Hanau.

Selain itu sebagaimana diberitakan BBC, terdapat warga Bulgaria dan Bosnia, dengan usia korban bervariasi mulai dari 21 hingga 44 tahun.

Dalam peresmian Perpustakaan Kepresidenan di Ankara, Erdogan menerangkan negaranya "mengawasi ketat" perkembangan penyelidikan di Jerman.

"Turki, dan secara khusus Kedutaan Turki di Berlin, secara hati-hati akan terus memonitor perkembangan yang ada," jelas mantan Wali Kota Istanbul itu.

Sementara Kementerian Luar Negeri menyatakan, penembakan di dua bar shisha merupakan manifestasi suram akan meningkatnya rasisme.

"Tidak bisa jika melihatnya hanya sebagai aksi individu. Kurangnya sensitivitas menunjukkan meningkatnya insiden xenofobia akhir-akhir ini," ujar kementerian.

Baca juga: Penembak Rasis di Jerman Rupanya ingin Lenyapkan Separuh Populasi Jerman

Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan bahwa perbuatan ekstremis sayap kanan berusia 43 tahun tersebut merupakan racun.

"Rasisme adalah racun. Kebencian adalah racun, dan racun ini sudah mengakar di masyarakat kita dan melakukan kejahatan," tegasnya di Berlin.

Jaksa federal Peter Frank mengatakan bahwa Tobias mengunggah manifesto pemikirannya di internet, dan memperlihatkan "kerangka pikir yang sangat rasis".

Pakar kontraterorisme asal Inggris Peter menerangkan, manifesto yang diunggah Tobias sebagian besar menunjukkan pandangannya yang sangat rasis.

"Ideologi 'lakukan sendiri' juga bercampur ke dalam manifesto yang ditulis dan diunggah pelaku ke internet." Demikian keterangan Neumann.

Baca juga: Pelaku Penembakan di Bar Shisha Jerman Ditemukan Tewas Bersama Ibunya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC,Hurriyet
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com