WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja memulai pidato kenegaraan tahunan di depan Kongres pada Selasa (5/2/2019) malam waktu setempat.
Sejauh ini, Trump menyerukan penolakan terhadap "politik balas dendam" dalam pidatonya dan mendesak Kongres untuk bekerja sama.
Pria berusia 72 tahun tersebut sekali lagi menegaskan janjinya untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko.
Baca juga: Maduro Samakan Trump sebagai Ketua Geng Ku Klux Klan
"Saya akan membuat tembok itu dibangun," katanya dalam pidato State of the Union, seperti diwartakan kantor berita AFP.
Trump menilai, tembok perbatasan akan mengamankan negara dari berbagai aksi kejahatan yang diklaimnya berasal dari imigran.
"Sederhananya, tembok bekerja dan menyelamatkan hidup. Jadi mari kita bekerja sama, berkompromi, dan mencapai kesepakatan yang akan membuat Amerika aman," ucapnya.
"Members of Congress, the state of union is strong." President Trump says to chants of U-S-A: "That sounds so good" #SOTU https://t.co/Rgeg2aln9b pic.twitter.com/UbolqYryDh
— CNN Politics (@CNNPolitics) 6 Februari 2019
Dia mengingatkan kembali tentang proprosal ke Kongres tentang upaya mengakhiri krisis di perbatasan selatan, termasuk mengirimkan banyak bantuan kemanusiaan, penegak hukum, personel pendeteksi narkoba di pelabuhan, dan sebagainya.
"Pada masa lalu, sebagian besar orang di ruangan ini memilih tembok, tapi dinding yang tepat tidak pernah dibangun. Saya akan membangunnya," tutur Trump.
Pernyataannya soal tembok perbatasan dilontarkan selang 10 hari sebelum batas waktu bagi Kongres mencapai kesepakatan soal pendanaan keamanan perbatasan.
Seperti diketahui, Trump mengajukan anggaran 5,7 miliar atau Rp 80 triliun untuk membangun tembok.
Sebelumnya, Partai Demokrat dan Partai Republik gagal menghasilkan kesepakatan jangka panjang mengenai permintaan Trump itu sehingga mengakibatkan shutdown terpanjang dalam sejarah AS.
Baca juga: Jadwal Trump di Gedung Putih Bocor, Lebih Banyak Waktu Eksekutif
Selain membahas tembok perbatasan, Trump juga mengaku akan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 27-28 Februari 2019 di Vietnam.
"Jika saya tidak terpilih sebagai presiden AS, menurut saya, negara akan berada dalam perang besar dengan Korea Utara," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.