Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2018, 12:14 WIB

Senada dengan Graham, Senator Republik lain Marco Rubio menuturkan para pejuang Kurdi yang selama ini menjadi sekutu AS bakal berhenti menyerang ISIS.

Sebabnya, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) itu bakal disibukkan dengan rencana gempuran Turki yang disebut bakal melintasi perbatasan menuju Suriah.

Rubio menyebut secara tidak langsung keputusan Trump bakal membantu ISIS dan berpotensi menciptakan konflik lebih luas di Timur Tengah.

Adapun Senator Bob Corker mengatakan dia belum pernah melihat keputusan itu selama 12 tahun karir politiknya di Senat AS.

Baca juga: Menhan Inggris Tolak Klaim Trump soal Kekalahan ISIS di Suriah

"Sangat sulit membayangkan bagaimana seorang presiden bisa bangun dan membuat keputusan ini dengan persiapan dan komunikasi yang minim," keluh Corker.

Adapun Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip TASS menyatakan penarikan pasukan AS di Suriah bisa menciptakan kestabilan politik.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berujar dia bakal mempelajari keputusan Trump dan mengambil sikap untuk memastikan keamanan mereka sendiri.

Sebelumnya dalam video yang diunggah di Twitter-nya, Trump mengumumkan bahwa AS telah memperoleh kemenangan melawan ISIS.

"Kami telah mengalahkan mereka dan kami memukul mereka dengan sangat keras. Kami merebut kembali wilayah, dan sekarang saatnya bagi pasukan kami untuk pulang," tuturnya.

Washington memulai serangan udara ke Suriah pada 2014, satu tahun sebelum pasukan darat dikerahkan untuk memukul ISIS dan melatih para pemberontak Suriah.

Setelah mengumumkan kekhalifahan pada 2014, Utusan AS Anti-ISIS Brett McGurk menyatakan kini ISIS hanya menguasai satu persen wilayah di Suriah.

Antara lain Hajin yang merupakan benteng terakhir ISIS. Saat ini, Hajin tengah dikepung oleh pasukan SDF. Jika dikuasai, ISIS bakal mundur di tepi timur Eufrat.

Baca juga: ISIS Klaim Pelaku Penembakan Pasar Natal Strasbourg adalah Tentaranya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com