Adapun Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip TASS menyatakan penarikan pasukan AS di Suriah bisa menciptakan kestabilan politik.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berujar dia bakal mempelajari keputusan Trump dan mengambil sikap untuk memastikan keamanan mereka sendiri.
Sebelumnya dalam video yang diunggah di Twitter-nya, Trump mengumumkan bahwa AS telah memperoleh kemenangan melawan ISIS.
"Kami telah mengalahkan mereka dan kami memukul mereka dengan sangat keras. Kami merebut kembali wilayah, dan sekarang saatnya bagi pasukan kami untuk pulang," tuturnya.
Washington memulai serangan udara ke Suriah pada 2014, satu tahun sebelum pasukan darat dikerahkan untuk memukul ISIS dan melatih para pemberontak Suriah.
Setelah mengumumkan kekhalifahan pada 2014, Utusan AS Anti-ISIS Brett McGurk menyatakan kini ISIS hanya menguasai satu persen wilayah di Suriah.
Antara lain Hajin yang merupakan benteng terakhir ISIS. Saat ini, Hajin tengah dikepung oleh pasukan SDF. Jika dikuasai, ISIS bakal mundur di tepi timur Eufrat.
Baca juga: ISIS Klaim Pelaku Penembakan Pasar Natal Strasbourg adalah Tentaranya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.