WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa mereka telah menang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diikuti penarikan pasukan dari sana.
Seorang pejabat anonim AS dikutip AFP Kamis (20/12/2018) mengatakan Trump berencana menarik seluruh pasukan AS dari Suriah.
"Penarikan penuh. Semua berarti seluruh pasukan," kata pejabat itu. Dia tak bisa mengestimasikan kapan tentara AS bakal dipulangkan.
Baca juga: Trump Deklarasikan Kemenangan atas ISIS di Suriah
Namun dilansir Al Jazeera, dia menuturkan Kementerian Pertahanan berharap sekitar 2.000 personel militer AS bakal pulang pertengahan Januari mendatang.
Para pasukan itu berada di Suriah untuk melatih dan menjadi penasihat para milisi lokal dalam upaya mereka memerangi ISIS.
Pejabat tersebut melanjutkan, Trump membuat keputusan sepihak karena dia meyakini militer AS sudah tidak mempunyai peran lagi selain menghancurkan ISIS.
"Karena itu, keputusannya memantik reaksi dari Kongres yang meminta pertemuan supaya pemerintah bisa menjelaskannya," tutur pejabat itu.
Senator Lindsey Graham dari Partai Republik yang selama ini dikenal sebagai pendukung Trump berbalik menjadi penentang presiden 72 tahun itu.
Dia menyebut keputusan itu merupakan sebuah bencana dan yang bersorak gembira karena pernyataan Trump adalah ISIS dan Iran.
"Saya harus katakan jika mereka (ISIS) kembali setelah pasukan AS keluar dari Suriah, maka Trump yang harus disalahkan," terang Graham dikutip CNBC.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.