ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki menyerukan digelarnya investigasi internasional terkait kematian jurnalis Jamal Khashoggi.
"Di tahap ini kami yakin sebuah investigasi internasional diperlukan," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada kantor berita Anadolu, Rabu (14/11/2018).
Awalnya, Turki memprioritaskan kerja sama dengan Arab Saudi. Bulan lalu Riyadh mengirimkan jaksa agungnya ke Istanbul untuk menggelar pembicaraan dengan otorita Turki.
Baca juga: Jamal Khashoggi Tewas karena Suntikan Mematikan Sebelum Dimutilasi
Dia juga datang untuk melakukan pemeriksaan di konsulat Arab Saudi, lokasi terjadinya pembunuhan.
Namun, para pejabat Turki menyampaikan keraguan soal ketulusan Arab Saudi bekerja sama dalam investigasi ini.
"Awalnya kamu mengatakan, Turki akan membentuk sebuah kelompok kerja dengan Arab Saudi dan kami tak berencana membawa kasus itu ke pengadilan internasional," ujar Cavosoglu.
Namun, lanjut dia, masalah ini bukan kasus biasa lagi dan pemerintah Turki memandang investigasi internasional memang dibutuhkan.
"Kami akan melakukan apapun untuk mengungkap semua aspek pembunuhan ini," lanjut Cavusoglu.
Sementara itu seorang pejabat senior Turki mengusulkan para tersangka pembunuh diadili di Turki dengan pengawasan lembaga HAM internsaional.
"Biarkan unit-unit HAM dari berbagai organisasi terhormat seperti PBB hingga Uni Eropa mengawasi persidangan ini," ujar Omar Celik, juru icara Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa.
"Biarkan mereka yang menilai apakah pengadilan Turki sesuai dengan standar internasional atau tidak," tambah Celik.
Sedangkan, Arab Saudi kembali menggelar sebuah sebuah konferensi internasional di bawah bayang-bayang kasus pembunuhan Khashoggi.
Gelaran itu adalah konferensi pembuah yang dikelola lembaga amal Pangeran Mohammed bin Salman.
Baca juga: Saudi Akui Jamal Khashoggi Dimutilasi di Dalam Gedung Konsulat
Namun, penyelenggara MISK Global Forum merahasiakan pembicara dan sponsor acara hingga ajang itu dimulai.
Kerahasiaan itu dilakukan untuk mencegah adanya pembatalan massal seperti yang terjadi dalam konferensi investasi di Riyadh bulan lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.