Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medan Perang Suriah Jadi Kuburan Tank Leopard Milik AD Turki

Kompas.com - 31/01/2018, 19:33 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Pada 24 Januari lalu, ratusan tank Leopard 2 dikirimkan ke kota Afrin dan Manbij untuk menyerang pasukan Kurdi.

Turki tetap mengerahkan tank-tank buatan Jerman ini meski pada Desember 2016 kerap mengalami masalah atau mudah dihancurkan ISIS yang saat itu menduduki kota Al-Bab.

ISIS mengklaim sukses menghancurkan 10 buah tank Leopard 2 milik Turki saat itu dengan menggunakan bom, ranjau, atau tembakan mortir.

Padahal awalnya, tank Leopard 2 ini dikerahkan AD Turki setelah belasan tank jenis M60 Patton hancur dihajar misil ISIS dan Kurdi.

Baca juga : Tank AD Mesir Gilas Mobil Teroris Penuh Bahan Peledak

Nampaknya taktik yang digunakan AD Turki saat itu yang mengakibatkan banyak tank Leopard 2 ini mudah dihancurkan.

AD Turki tak menggunakan tank ini dalam sebuah kekuatan gabungan sebagai pendukung pasukan infantri. Tank-tank ini malah ditempatkan jauh di garis belakang untuk memberi dukungan tembakan ke garis depan.

Sementara di garis depan pasukan khusus Turki dan pasukan pemberontak Suriah yang memimpin serangan.

Berada di posisi yang terisolasi tanpa adanya cukup pasukan infantri untuk membentuk perimeter pertahanan yang cukup kuat, membuat tank Leopard AD Turki rapuh akan serangan dadakan.

Leopard 2 kerap disetarakan dengan tank buatan AS M1 Abrams karena ukuran dan bentuknya yang hampir sama.

Baca juga : ISIS Gunakan Tank Kayu untuk Kelabui Pasukan Irak

Keduanya memiliki bobot 60 ton, mesin bertenaga 1.500 tenaga kuda yang bisa membuat tank itu melaju dengan kecepatan 65 kilometer per jam.

Dan untuk beberapa tipe, Leopard 2 dan M1 Abrams sama-sama dipersenjatai meriam kaliber .44 dan senapan mesin 120 milimeter.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com