Salin Artikel

Medan Perang Suriah Jadi Kuburan Tank Leopard Milik AD Turki

Sejumlah foto operasi militer Turki bersandi "Euphrates Shields" yang digelar pada Agustus 2016 memperlihatkan puing-puing Leopard 2 yang hancur akibat ranjau.

Foto yang diambil dari sebuah video yang dirilis ISIS itu memperlihatkan menara meriam tank buatan Jerman itu benar-benar luluh lantak.

Foto lain dari konflik yang sama memperlihatkan Leopard 2 yang hancur lebur teronggok di sebuah parit, dan foto lain memperlihatkan tank itu tak berfungsi di tengah salju.

Kini, saat Turki memerangi milisi Kurdi Suriah yang disokong AS dan Inggris, tank yang sudah dikembangkan sejak 1970-an itu kembali menunjukkan kelemahannya.

Tank ini dirancang dalam suasana Perang Dingin ini dikondisikan mampu menahan serbuan tentara Uni Soviet. Namun, di Timur Tengah , Leopard 2 terbukti lemah dan mudah hancur jika mendapatkan serangan bertubi-tubi.

Tank dengan harga Rp 76 miliar sebuah itu dikerahkan AD Turki dalam aksi militer bernama sandi "Olive Branch" untuk menggempur milisi Kurdi di wilayah utara Suriah.

Operasi ini ditujukan untuk menghancurkan pasukan Kurdi termasuk mereka yang tergabung dalam Federasi Demokratik Suriah Utara atau dikenal dengan nama Rojava.

Sejauh ini, menurut Lembaga Pemantau HAM Suriah (SOHR), sudah 200 orang tentara Turki dan Kurdi tewas dalam konflik tersebut.

Di peralihan abad, saat hubungan politik Turki dan Jerman masih hangat, Berlin menjual 354 unit tank Leopard 2 ke Ankara. Demikian dikabarkan The National Interest.

Kabarnya, penjualan ini disepakati dengan sejumlah persyaratan. Hingga 2016, tank-tank itu tak boleh digunakan AD Turki untuk menyerang Kurdi.

Namun, pada akhir 2016, ratusan tank Leopard 2 dikirim ke Suriah untuk mendukung operasi militer Turki melawan ISIS.

Setelah ISIS dikalahkan, AD Turki mengalihkan perhatiannya kepada para pejuang Kurdi yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara.

Turki tetap mengerahkan tank-tank buatan Jerman ini meski pada Desember 2016 kerap mengalami masalah atau mudah dihancurkan ISIS yang saat itu menduduki kota Al-Bab.

ISIS mengklaim sukses menghancurkan 10 buah tank Leopard 2 milik Turki saat itu dengan menggunakan bom, ranjau, atau tembakan mortir.

Padahal awalnya, tank Leopard 2 ini dikerahkan AD Turki setelah belasan tank jenis M60 Patton hancur dihajar misil ISIS dan Kurdi.

Nampaknya taktik yang digunakan AD Turki saat itu yang mengakibatkan banyak tank Leopard 2 ini mudah dihancurkan.

AD Turki tak menggunakan tank ini dalam sebuah kekuatan gabungan sebagai pendukung pasukan infantri. Tank-tank ini malah ditempatkan jauh di garis belakang untuk memberi dukungan tembakan ke garis depan.

Sementara di garis depan pasukan khusus Turki dan pasukan pemberontak Suriah yang memimpin serangan.

Berada di posisi yang terisolasi tanpa adanya cukup pasukan infantri untuk membentuk perimeter pertahanan yang cukup kuat, membuat tank Leopard AD Turki rapuh akan serangan dadakan.

Leopard 2 kerap disetarakan dengan tank buatan AS M1 Abrams karena ukuran dan bentuknya yang hampir sama.

Keduanya memiliki bobot 60 ton, mesin bertenaga 1.500 tenaga kuda yang bisa membuat tank itu melaju dengan kecepatan 65 kilometer per jam.

Dan untuk beberapa tipe, Leopard 2 dan M1 Abrams sama-sama dipersenjatai meriam kaliber .44 dan senapan mesin 120 milimeter.


https://internasional.kompas.com/read/2018/01/31/19334301/medan-perang-suriah-jadi-kuburan-tank-leopard-milik-ad-turki

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke