ISTANBUL, KOMPAS.com - Pada pekan ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warganya tidak membeli produk elektronik dari Amerika Serikat, termasuk iPhone.
Menanggapi seruan boikot tersebut, beberapa warga Turki mengunggah video yang menunjukkan mereka menghancurkan iPhone dengan alat pemukul, palu, dan benda tumpul lainnya.
Dalam satu video yang diunggah pada Kamis (16/8/2017), nampak seorang pria mengumpulkan beberapa iPhone milik rekan-rekannya, yang berjongkok di depan bendera Turki.
Ponsel diletakkan di tanah dan kemudian pria itu memukulnya dengan palu.
Baca juga: Aksi Balasan, Erdogan Serukan Boikot Produk Elektronik AS
"Ini untuk ibu pertiwi," kata seorang pria saat menghancurkan ponsel-ponsel itu.
"Anda pikir, Anda siapa?" ucap pemuda merujuk kepada Presiden AS Donald Trump, seperti dikutip dari CBS News.
"Jika Anda mengancam kami dengan kelaparan, Anda hanya akan membuat kami tertawa," ujarnya.
Sosyal medyada ABD'yi protesto için tekbir e?li?inde balyozla iPhone parçalanan bir video payla??ld?. "Bu reis için, bu Abdülhamit Gül için, bu Süleyman Soylu için" diyerek iPhone'lar?n parçaland??? videonun sonunda çalan ba?ka bir iPhone zil sesi dikkat çekti. pic.twitter.com/CTcLaYsZfx
— dokuz8HABER (@dokuz8haber) 15 Agustus 2018
Video lainnya menunjukkan seorang bocah menuangkan sebotol minuman Coca Cola ke dalam toilet sebagai bentuk kebencian terhadap produk asal AS.
?????, ?? ?? ??????: ??? ???? ????? ????? ???? ??? ???? ???? ?????? ?????: Coca Colapic.twitter.com/32ByVw8Ntf
— Amichai Stein (@AmichaiStein1) 16 Agustus 2018
Selain itu, video yang beredar lainnya memperlihatkan seorang anggota parlemen dari Partai Gerakan Nasionalis Turki, Cemal Enginyurt, membeli ponsel Samsung.
Dia meminta seorang anggota partai untuk membuah iPhone lamanya ke lantai dan menginjaknya.
Baca juga: Ankara Ancam Bakal Ambil Tindakan Jika AS Kembali Menjatuhkan Sanksi pada Turki
Seperti diketahui, hubungan dua negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu sedang renggang setelah Turki menahan pendeta bernama Andrew Brunson.
Brunson ditangkap karena dianggap terlibat dalam upaya kudeta menggulingkan Erdogan yang gagal di 2016.
Kemudian, Trump menerapkan penggandaan tarif impor baja dan aluminium terhadap Turki, yang sempat membuat mata uang lira merosot tajam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.