Kemudian, karena terdapat larangan makan di luar, otomatis warga pun berbondong-bondong membeli bahan makanan di toko.
Mahasiswa doktoral Psikologi Pendidikan itu menuturkan, dia melihat penjual kewalahan dengan membeludaknya para pembeli.
Meski begitu, pria asal Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, tersebut mengatakan, pemerintah menjamin stok pangan aman.
Dia menuturkan, selama empat hari terakhir, dia hanya tinggal di asrama karena memang terdapat anjuran untuk keluar.
Baca juga: Virus Corona Jangkit Kota Wuhan, Pemerintah China Batasi Akses Warga
Meski begitu, dia menampik sejumlah pemberitaan bahwa Wuhan disebut sebagai "kota hantu" karena begitu sepi akibat virus corona.
Fadil menjelaskan, memang sejak tiga hari lalu kota tersebut sepi tidak hanya karena virus, tetapi juga Tahun Baru Imlek.
"Kebetulan ini liburan kampus dan Imlek. Memang selalu sepi kalau Imlek. Karena orang Wuhan pulang kampung," jelasnya.
Dia mengaku, keberadaan virus yang sudah menelan korban hingga 25 orang itu mengganggunya, terutama saat liburan kuliah.
Pasalnya, dia sudah merencanakan untuk berlibur ke Beijing. Tetapi, sejak adanya kabar wabah itu, dia mengurungkan niatnya.
Jadilah selama empat hari itu, praktis Fadil hanya keluar ke asrama lain yang berjarak 20 meter, atau membeli bahan makanan.
Virus corona yang menyebar sejak akhir tahun lalu dilaporkan telah menjangkiti 10 negara, di mana di China saja, ada lebih dari 800 kasus.
Para ahli menduga bahwa ular menjadi medium penyebaran virus dengan kode lain 2019-nCov tersebut, meski masih harus dilakukan studi lebih mendalam.
Baca juga: Pasien yang Diduga Terinfeksi Virus Corona Dirawat di Ruang Isolasi RSPI
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.