Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2020, 07:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat virus corona di China lebih dari 1.500 orang setelah dalam 24 jam terakhir, muncul 143 kasus kematian baru.

Komisi Kesehatan Nasional juga melaporkan 2.641 kasus baru penularan Covid-19, nama resmi virus itu, dengan sebagian besar berlokasi di Hubei.

Lebih dari 66.000 positif tertular virus corona di seantero China, sejak wabah itu dilaporkan pertama kali di Wuhan pada Desember 2019.

Baca juga: Cegah Penyebaran, Korea Utara Eksekusi Pasien Virus Corona

Kemudian dilansir AFP Sabtu (15/2/2020), adapun jumlah korban meninggal total mencapai 1.523, dengan empat di antaranya dilaporkan di luar Negeri "Panda".

Otoritas setempat melakukan kebijakan dengan menutup Wuhan dan kota di sekitar Provinsi Hubei, mengisolasi sekitar 56 juta penduduk.

Sejumlah kota yang berlokasi di luar Hubei juga mendapat aturan ketat, di mana sedikit orang diperbolehkan berada di luar untuk memenuhi kebutuhan harian.

Kemudian otoritas lokal juga masih belum membuka lembaga pendidikan, dengan setiap perusahaan diminta menyuruh karyawannya bekerja dari rumah.

Skala wabah ini sempat meningkat drastis pada tengah pekan ini, ketika Beijing memutuskan mengganti metode mereka dalam meneliti penyebaran infeksi.

"Diagnosa klinis" seperti citra paru-paru juga dimasukkan ke dalam kriteria mereka yang positif terjsngkit Covid-19 oleh pemerintah.

Perubahan dalam metode penelitian membuat jumlah pasien terinfeksi sempat melonjak menjadi 15.000 pada Kamis (13/2/2020).

Adapun di luar Hubei, angka penularan cenderung menurun, dengan total 221 orang dilaporkan terjangkit 2019-nCov, nama lama virus corona, pada Sabtu.

Kemudian pada Jumat (14/2/2020), pejabat setempat juga mengungkapkan bahwa ada 1.716 pekerja medis yang tertular, dengan enam di antaranya meninggal.

Kebanyakan kasus infeksi terjadi di Wuhan, di mana dokter dan perawat bekerja tanpa ditunjang peralatan medis yang layak penggantian berkala masker serta pakaian pelindung.

Pengumuman itu terjadi sepekan setelah Li Wenliang, dokter yang memperingatkan akan potensi wabah pada Desember lalu, meninggal.

Kematian dokter di Wuhan memunculkan kritik dan kemarahan seantero publik China akan cara pemerintah dalam menangani wabah tersebut.

Baca juga: Satu Profesor Positif Virus Corona, Kuliah di Kampus Singapura Ini Dilakukan Secara Online

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com