Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tak Bakal Hadir di Sidang Pemakzulan Dirinya

Kompas.com - 02/12/2019, 15:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih menyatakan, Presiden Donald Trump dan pengacaranya tidak akan hadir dalam sidang pemakzulan dirinya.

Melalui konsultan hukum Pat Cipollone, sang presiden disebut tidak akan diperlakukan "adil" dalam sidang yang digagas DPR AS.

Cipollone menyatakan, Gedung Putih tak bisa memstikan apakah Trump bisa hadir dalam sidang kedua pemakzulan dirinya.

Baca juga: Trump Diundang DPR AS ke Sidang Pemakzulan Dirinya

Dikatakan mereka bakal merespons undangan sidang dengar pendapat kedua, di mana jadwalnya belum diumumkan, pekan ini.

Bagaimana Pernyataan Lengkapnya?

Dalam surat yang dipublikasikan Politico via BBC Minggu (1/12/2019), Cipollone menuduh Komite Kehakiman DPR AS tidak adil dan kurang bukti dalam penyelidikannya.

Cipollone menuturkan, undangan Trump untuk hadir dalam sidang 4 Desember tidak akan memberikan cukup waktu bagi Gedung Putih memberi pembelaan.

Dia berargumen undangan itu tak menyertakan informasi mengenai saksi, di mana daftar saksinya semuanya akademisi.

Cipollone juga menjelaskan, komite yang dikuasai oposisi Demokrat telah memanggil tiga saksi. Namun hanya memperbolehkan Republik menghadirkan satu.

Dia menyanggah ucapan Ketua Komite Kehakiman Jerrold Nadler bahwa persidangan sudah sesuai dengan sejarah pemakzulan.

Cipollone menegaskan jika ingin Trump hadir, Nadler harus menjamin hak presiden, dan penyelidikan berlangsung adil.

Baca juga: Isu Pemakzulan Trump Masih Panas, Bagaimana Prospek IHSG Pekan Depan?

Apa yang Akan Terjadi dalam Sidang Selanjutnya?

Sidang pada Rabu (4/12/2019) adalah fase terbaru dalam upaya memakzulkan Trump, buntut telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Juli lalu.

Di telepon, presiden 73 tahun itu meminta Zelensky untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden, Joe Biden, dan putranya Hunter.

Biden yang notabene politisi dari Demokrat merupakan calon rival Trump dalam persaingan Pilpres AS 2020 mendatang.

Penyelidikan itu akan membuktikan apakah Trump sudah menahan bantuan militer AS ke Ukraina, supaya menginvestigasi Joe Biden.

Trump sudah membantah telah menekan Zelensky, dan menyebut sidang pemakzulan dirinya adalah "perburuan penyihir".

Pekan lalu, Komite Intelijen DPR AS sudah merampungkan investigasi sidang selama dua pekan, ditambah dengan rapat tertutup.

Baca juga: Hendak Dimakzulkan, Trump Ingin Anggota DPR AS Ini Ditangkap karena Pengkhianatan

Apa yang Jerrold Nadler Katakan Dalam Surat?

Pada pekan lalu, Nadler menulis surat kepada Trump, di mana dia mengundang orang nomor satu Negeri "Uncle Sam" itu untuk hadir.

Dalam pernyataan resminya, Nadler menerangkan suami Melania itu bisa memilih hadir, atau berhenti untuk berkomentar.

"Saya berharap beliau datang, baik langsung atau menunjuk penasihatnya, sama seperti yang dilakukan pendahulunya," katanya.

Dalam suratnya kepada Trump, Nadler menjelaskan sang presiden bisa mempertanyakan secara langsung argumen historis dan konstitusi pemakzulannya.

Tentu saja, lanjut Nadler, DPR AS juga bisa mendiskusikan atas dasar apa Trump harus melarang otoritas mereka mengaktifkan pasal pemakzulan.

Tenggat pun diberikan pada 1 Desember hingga pukul 18.00 waktu setempat supaya Gedung Putih bisa memberikan sikap.

Baca juga: Akhirnya, Joe Biden Dukung Pemakzulan Presiden Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com