Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keok Dua Kali di Istanbul, Pesona dan Pengaruh Erdogan Memudar?

Kompas.com - 24/06/2019, 21:03 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Kekalahan itu semakin perih lantaran Imamoglu berhasil mendapat kemenangan di distrik yang notabene merupakan basis pemilih AKP. Termasuk Uskudar tempat Erdogan tinggal.

"Banyak pemilih muda yang ngotot ingin meninggalkan Turki. Tapi dengan kemenangan ini, kami kembali punya harapan," kata Ayca Yilmaz, seorang pelajar 22 tahun kepada BBC.

Baca juga: Eropa Berteriak Sikapi Pemilu Ulang di Istanbul

Awal dari Berakhirnya Era Erdogan?

Apapun hasil dari pemilu Istanbul, Erdogan masih tetap berkuasa sebagai presiden hingga 2023, demikian juga dengan koalisi partai pimpinannya.

Namun seiring kekalahan di Istanbul, menyembul pertanyaan apakah bakal menjadi awal dari berakhirnya pengaruh Erdogan.

Tantangan paling dekat yang tengah dihadapi suami Emine Gulbaran ini adalah isu kencang bahwa AKP bakal pecah.

Dua orang yang pernah menjadi sekutu Erdogan, mantan Presiden Abdullah Gul dan eks Perdana Menteri Ahmed Davutoglu, disebut bakal mendirikan partai baru dengan membawa sebagian pendukung Erdogan.

Baca juga: Partai Erdogan Protes, KPU Turki Perintahkan Pemilu Ulang di Istanbul

Baik Gul maupun Davutoglu berubah dari sekutu terdekat menjadi pengkritik utama Erdogan. Terlebih status keduanya yang mempunyai pengaruh besar di AKP.

Keduanya kerap menyindir pemerintahan Erdogan yang dianggap semakin otoriter, dan mengecam keputusan menggelar pemilu ulang di Istanbul.

Jika terjadi perpecahan, maka berpotensi melemahkan dukungan dan kekuatan politik Erdogan. Bahkan bisa memicu pemilu dini karena dia kehilangan status mayoritas di parlemen.

Pudarnya pesona politik Erdogan diiringi dengan munculnya tuduhan kronisme dan nepotisme terhadap orang-orang di sekelilingnya.

Ketika menjabat sebagai wali kota selama 18 hari, Imamoglu menemukan fakta bahwa Istanbul didera defisit keuangan parah.

Sebab, terdapat tender proyek pemerintah yang berkaitan dengan keluarga Erdogan. Selain itu, dia juga menemukan kota mengalokasikan anggaran besar untuk rumah dan mobil dinas pejabatnya.

Harian Turki juga memberitakan pemerintah kota Istanbul membayar hingga jutaan dollar AS kepada yayasan yang dikelola keluarga Erdogan.

Erdogan yang berhadap bisa memerintah hingga 2023, bertepatan dengan 100 tahun berdirinya Republik Turki, bakal diuji ketangguhan politiknya.

Baca juga: Sebut Ada Korupsi, Erdogan Ingin Pemilu Ulang di Istanbul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com