WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut krisis imigrasi ilegal telah melukai jutaan rakyat.
Karena itu, dalam pidatonya di televisi, dia bersikeras meminta sejumlah dana untuk membangun tembok baja di perbatasan AS dan Meksiko.
Dilansir AFP Rabu (9/1/2019), Trump meminta dana 5,7 miliar dollar AS, sekitar Rp 80,4 triliun, untuk membangun tembok perbatasan.
Baca juga: Petugas Dicutikan akibat Shutdown, 3 Orang Tewas di Taman Nasional AS
Dalam pidato selama delapan menit Selasa malam waktu setempat (8/1/2019), Trump menyalahkan oposisi Partai Demokrat atas kondisi itu.
Sebab, karena penolakan Demokrat atas permintaan dana, saat ini AS memasuki masa penutupan layahan pemerintahan ( shutdown).
"Situasi di perbatasan saat ini adalah krisis kemanusiaan. Sebuah krisis hati. Sebuah krisis jiwa," tutur presiden 72 tahun itu.
"Setiap hari, petugas bea cukai dan perbatasan berusaha menangkal ribuan migran ilegal yang berusaha memasuki negara kami," tambahnya.
Trump mengatakan Demokrat pernah menyetujui adanya pemisah fisik perbatasan melalui Senator Chuck Schumer, Barack Obama, Hillary Clinton, dan Joe Biden.
Pada 2006, mereka memberikan dukungan untuk pembangunan tembok perbatasan sepanjang 1.120 km melalui Undang-undang Pagar Keamanan.
"Pemisah ini merupakan faktor kritis bagi keamanan perbatasan. Inilah yang diinginkan oleh para profesional kami," tegasnya.
Ucapan Trump mendapat tanggapan dari ketua baru House of Representatives dari Demokrat, Nancy Pelosi, yang menuduh Trump telah menyandera rakyat AS