Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Trump ke Inggris: Pelanggaran Protokol hingga "Bayi Trump"

Kompas.com - 16/07/2018, 20:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan kunjungan ke Inggris sejak Kamis (12/7/2018) hingga Minggu (15/7/2018).

Sepanjang empat hari kunjungan, Trump bertemu Perdana Menteri Theresa May serta penguasa monarki Ratu Elizabeth II.

Kedatangan presiden ke-45 AS itu disambut balon berbentuk dirinya versi bayi yang marah, hingga dia melanggar sejumlah protokol kerajaan.

Diwartakan dari berbagai sumber, berikut merupakan berbagai peristiwa yang dijumpai Trump sepanjang kunjungannya ke Inggris.

Baca juga: Presiden Kroasia: Pertemuan Trump-Putin Kunci Perdamaian Dunia

1. "Bayi Trump" Raksasa
Sebuah balon raksasa dengan bentuk menyerupai Trump diterbangkan di dekat gedung Parlemen Inggris di London.

Balon berbentuk bayi dengan ekspresi berteriak, mengenakan popok, berambut pirang tebal dan memegang ponsel di tangan kanannya itu ditujukan sebagai olok-olok terhadap Trump.

Tak hanya balon raksasa, ribuan warga London turut turun ke jalan-jalan di kota tersebut dan menyuarakan protes terhadap kebijakan Trump.

Penggagas balon tersebut mengatakan idenya tercetus ketika komedian Jon Stewart pada 2016 pernah menyebut Trump sebagai "pria bayi".

"Menggambarkan Trump sebagai bayi adalah cara yang tepat untuk mengincar egonya yang rapuh dan mengejeknya adalah alasan utama kami," ujar salah satu penggagas, Matthew Bonner.

Baca juga: Balon Bayi Trump Raksasa Sambut Kedatangan Presiden AS ke Inggris

2. Trump Beberkan Percakapannya dengan Ratu Elizabeth
Dalam wawancaranya dengan jurnalis Inggris Piers Morgan, Trump dengan terang-terangan mengutarakan apa saja yang dibicarakannya dengan Ratu.

Saat itu, Trump mendapat pertanyaan apakah Ratu berusia 92 tahun tersebut sempat memberikan pandangannya soal kebijakan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Trump mengatakan memang demikian. "Beliau berkata, dan tentu saja beliau benar, bahwa Brexit adalah masalah yang sangat kompleks," tuturnya.

Pakar protokol kerajaan, Richard Fitzwilliams, Trump jelas membuat pelanggaran karena Ratu seharusnya netral.

Sejak naik tahta pada 1952 silam, sudah ada 13 perdana menteri yang mengabdi. Sepanjang itu, Ratu tak pernah menyatakan keberpihakannya.

"Trump sama sekali tidak punya rasa peka soal protokol. Dia mengacaukan segalanya," kata Fitzwilliams dilansir Daily Express.

3. Trump Berjalan di Depan Ratu
Pelanggaran protokol Kerajaan Inggris kembali terjadi ketika Trump bersama Ratu melakukan inspeksi pasukan.

People memberitakan, Trump sempat berjalan di depan sang Ratu yang muncul dari sebelah kanan sebelum kemudian kembali berjalan beriringan.

Grant Harrold, mantan kepala pelayan kerajaan, dilansir ITV menyatakan sesuai protokol, Ratu harus berjalan lebih dahulu.

Aktris AS Alyssa Milano langsung mengecam tindakan Trump tersebut melalui kicauan di akun Twitter-nya.

Baca juga: Trump: Brexit Bisa Membunuh Prospek Perdagangan Inggris-AS

"Sangat memalukan. Beliau adalah seorang Ratu dan sudah berusia 92 tahun! Anda tidak mampu sebagai pemimpin, bahkan manusia," kecam Milano.

Selain Milano, seorang netizen bernama Jennifer Iacopelli berkata seseorang yang lebih muda haruslah mengimbangi orang yang berumur 90 tahun ke atas.

"Itu adalah tata krama umum. Tentu saja, Trump tidak punya itu dalam tubuhnya yang berwarna oranye dan seperti gelatin itu," kecam Iacopelli.

4. Gedung Putih Sebut Skotlandia Bukan Bagian dari Inggris
Setelah bertemu Ratu dan melaksanakan jamuan minum teh, Trump dijadwalkan menghabiskan akhir pekan di resor golf miliknya di Tornberry, Skotlandia.

Gedung Putih kemudian menulis twit bahwa Trump bakal meninggalkan Inggris. Sontak twit itu langsung menjadi bahan bulian warganet.

Sebab, Skotlandia masih masuk ke dalam wilayah Inggris Raya. Kecaman datang dari ilmuwan politik Brian Klaas.

"Skotlandia sudah menjadi bagian Inggris selama berabad-abad. Mereka (Gedung Putih) bahkan membuat hal konyol dari pengetahuan paling dasar," tutur Klaas.

Baca juga: Sebut Skotlandia Bukan Bagian Inggris Raya, Gedung Putih Dikecam

5. Pangeran William dan Pangeran Charles Tak Mau Bertemu Trump
Terdapat sebuah kabar bahwa Pangeran Charles dan putranya, Pangeran William, menolak untuk bertemu presiden dari Partai Republik tersebut.

Pangeran Charles biasanya mendampingi ibunya bertemu tamu negara menggantikan ayahnya, Pangeran Philip, yang pensiun pada Agustus 2017.

Namun, diwartakan Independent, Pangeran Charles memilih hadir dalam acara di Kepolisian Gloucestershire dan rapat di Highgrove.

Sedangkan Duke of Cambridge, gelar Pangeran William, memilih untuk mengikuti pertandingan amal polo.

"Sederhana saja, mereka tidak ingin bertemu Trump. Jelas itu penghinaan," kata sebuah sumber kepada Sunday Times.

"Sangat, sangat aneh melihat Yang Mulia Ratu harus menghadapi tamu kerajaan sendirian," lanjut sumber tersebut.

Baca juga: Bakal Bertemu Putin, Trump Tidak Berharap Banyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com