Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Kalau Warga Punya Senjata, Teror Paris Tidak Akan Terjadi

Kompas.com - 05/05/2018, 11:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DALLAS, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan dukungannya atas peredaran senjata dalam Konvensi Asosiasi Senjata (NRA) di Dallas.

Berbicara di hadapan 80.000 pendukung NRA, Trump mengaitkan pentingnya senjata dengan aksi teror yang terjadi di Paris, Perancis, pada 13 November 2015.

Aksi teror yang diklaim oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tersebut menewaskan 137 orang, termasuk pelaku, dan melukai 413 lainnya.

Dilansir New York Post Jumat (4/5/2018), Trump bercerita kalau Perancis merupakan salah satu negara dengan undang-undang senjata terketat dunia.

Baca juga : Asosiasi Senapan AS Sebut Trump Tidak Akan Batasi Senjata

"Orang tidak punya senjata di Paris. Tidak ada. Kita mengingat 130 orang yang meninggal, dan korban dengan luka mengerikan," kata Trump.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu melanjutkan, jika saja salah satu pegawai atau pemilik kafe mempunyai senjata, aksi teror di Paris tidak akan terjadi.

"Jika mereka punya senjata dan mengarahkannya ke pelaku, maka pelaku bakal melarikan diri atau tertembak. Tentu itu bakal menjadi kisah yang berbeda, bukan?" tanya Trump.

Selain Paris, Trump juga mengaitkan pentingnya senjata ketika membahas kasus kekerasan menggunakan pisau di London, Inggris.

Merujuk data dari Kepolisian Metropolitan London, terdapat 38 korban tewas akibat kasus penikaman sepanjang 2018 ini.

Trump berkata kalau dia membaca berita di mana sebuah rumah sakit berubah menjadi "zona perang" karena banyaknya darah di lantai.

"Ya benar. Mereka tidak punya senjata. Mereka punya pisau. Karena itu, banyak darah di rumah sakit ini," kata presiden 71 tahun itu diwartakan Sky News.

Trump melanjutkan, jika AS berencana untuk memperketat peredaran senjata, maka dia harus memperketat peredaran semua mobil van maupun truk.

"Sebab, dua kendaraan tersebut kini menjadi bentuk baru bagi para anggota kelompok ekstremis untuk melakukan pembunuhan," tutur Trump.

Baca juga : Jemaat Gereja Ini Beribadah Sambil Membawa Senapan Serbu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com