KOMPAS.com - Pada 8 Januari 1916 merupakan hari yang akan tercatat dalam sejarah kemiliteran dunia ketika pasukan Sekutu meninggalkan pesisir Gallipoli di Turki.
Penarikan mundur ini sekaligus menandai kegagalan invasi Sekutu untuk menumbangkan Kekaisaran Ottoman dengan korban 250.000 tentara Sekutu tewas atau terluka.
Meski sukses menggagalkan invasi sekutu, tentara Kekaisaran Ottoman juga mengalami kerugian cukup besar dan nyaris sama dengan kerugian yang ditanggung Sekutu.
Pada awal 1915, pemerintah Inggris memutuskan untuk menyerang Turki agar meringankan beban Rusia di garis depan sisi timur di Pegunungan Kaukasus.
Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Vietnam Tumbangkan Rezim Brutal Khmer Merah
Cara untuk membantu Rusia itu adalah dengan menguasai Selat Dardanella, Semenanjung Gallipoli, dan lalu Istanbul yang merupakan wilayah Turki.
Dari Istanbul, menurut rencana Inggris, Sekutu akan memiliki peluang menekan pasukan Austria-Hungaria dan memaksa pasukan Poros Tengah memecah kekuatan militernya di front barat.
Menteri Angkatan Laut Inggris saat itu Winston Churchill amat mendukung rencana militer ini. Dan pada Februari 1915, kapal-kapal perang Inggris dan Perancis mulai membombardir posisi Turki di Dardanella.
Namun, cuaca buruk mengganggu jalannya operasi militer dan pada 18 Maret 1915, enam kapal perang Inggris dan empat kapal Perancis bergerak menuju Dardanella.
Sementara itu, di saat pengeboman Sekutu berhenti karena cuaca buruk justru memberi keuntungan bagi Turki. Pasukan Turki memasang ratusan ranjau di perairan Selat Dardanella yang menenggelamkan tiga kapal Sekutu dan mengakibatkan tiga lainnya rusak berat.
Akhirnya, Sekutu membatalkan serangan laut dan sebuah invasi ke darat secara besar-besaran direncanakan.
Pada 25 April 1915, pasukan Inggris, Australia, dan Selandia Baru mendarat di Semenanjung Gallipoli. Sementara pasukan Perancis mendarat di seberang Gallipoli untuk memecah perhatian pasukan Turki.
Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Amerika Serikat Menginvasi Grenada
Namun, pasukan Turki yang dipimpin Kemal Ataturk sukses menghancurkan pendaratan pasukan Australia dan Selandia Baru.
Sedangkan pasukan Inggris juga menghadapi perlawanan sengit saat mendarat di Semenanjung Helles. Bahkan korban yang jatuh di pihak Inggris mencapai dua pertiga jumlah pasukan.
Selama tiga bulan berikutnya, pasukan Sekutu hanya membuat sedikit kemajuan yang dibayar dengan jumlah korban yang amat besar.
Untuk memecahkan kebuntuan, Inggris mendaratkan pasukan baru di Teluk Suva pada 6 Agustus 1915. Namun, Inggris juga mengalami kegagalan meski saat mendarat tak mendapat banyak perlawanan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.