WASHINGTON DC, KOMPAS.com - John Walker Lindh, seorang pria yang berjuluk "Taliban Amerika" akan dibebaskan dari penjara pada Kamis (23/5/2019).
Lindh dibebaskan dari penjara keamanan tinggi di Terre Haute, Indiana, tiga tahun lebih awal karena perilakunya yang baik.
Ditangkap karena berperang pada November 2001, kebebasannya diselimuti kekhawatiran tentang kemungkinan dia belum meninggalkan ideologi radikal yang membawanya ke Afghanistan.
Baca juga: Pentagon Disebut Berencana Mengganti Pengeluaran Taliban
Diwartakan kantor berita AFP, Lindh juga dikenal sebagai "Tahanan 001" ini dibebaskan setelah mendekam di penjara selama 17 tahun.
Meski sebentar lagi menghirup udara bebas, Lindh seakan mengingatkan kembali pada serangan 11 September yang mengguncang "Negeri Paman Sam".
Hampir dua dekade kemudian, AS masih terus memerangi Taliban tanpa akhir yang terlihat.
American Taliban Abu Sulayman (John Walker Lindh), who fought and killed US soldiers, set to walk free Thursday: He should have faced a firing squad. Sulayman continues to call for violent jihad. https://t.co/AKingWdMSE pic.twitter.com/Pz64oOLkmR
— Pamela Geller (@PamelaGeller) 22 Mei 2019
Foto Lindh yang memperlihatkan dirinya berjanggut, kumal, dan acak-acakan selanjutnya menjadi lambang dari musuh negara.
Sementara itu, keluarga dan pendukung Lindh mengatakan dia tidak pernah mengangkat senjata untuk melawan negaranya sendiri.
Dalam sepucuk surat pada pekan ini kepada Biro Federal Penjara, dua senator bertanya soal ancaman terkait tudingan terhadap Lindh yang diduga mendukung kekerasa ekstremis.
"Kita harus mempertimbangkan implikasi keamanan dan keselamatan bagi warga dan komunitas kita akan menerima individu seperti John Walker Lindh," kata mereka.
Baca juga: Perundingan Damai Taliban dan AS Ditunda karena Hari Pertama Puasa
Menjelang pembebasannya, stasiun TV di Los Angeles KNBC telah menerima surat dari Lindh selama penahanannya. Dalam surat itu, dia diduga memuji kelompok ISIS dan menyebut dirinya sebagai tahanan politik.
Namun tidak jelas mengapa surat yang berasal dari 2014-2015 itu baru diungkap.
Di sisi lain, surat-surat tersebut dapat mempersulit upaya apa pun agar dia bisa kembali ke lingkungan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.