Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan India: Upaya Menentang UU Kewarganegaraan Kontroversial yang Tewaskan 42 Orang

Kompas.com - 02/03/2020, 07:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters,BBC

Kritik yang berembus menyatakan, jika memang ingin melindungi minoritas, UU tersebut seharusnya menyertakan Muslim yang dipersekusi di negaranya sendiri.

Seperti misalnya kaum Ahmadiyah di Pakistan serta Rohingya di Myanmar. Kritik itu membuat politisi partai penguasa, Bharatiya Janata Party (BJP) angkat bicara.

Politisi senior BJP Ram Madhav menyatakan UU tersebut ditujukan untuk menangkal India dari migran ilegal yang hendak masuk.

Baca juga: Anggota Komisi I DPR Minta Pemerintah Ambil Langkah Strategis Terkait Kerusuhan di India

3. Kengerian selama tiga hari

Sejak Minggu, massa yang merupakan pendukung maupun penentang UU Kewarganegaraan yang kontroversial saling serang, dengan polisi juga menjadi korban.

Kerusuhan pertama terjadi pada Minggu, di mana massa pendukung dan kontra terlibat kerusuhan di sebelah timur ibu kota Delhi.

Ketegangan terjadi di tiga area yang mayoritas ditinggali Muslim. Awalnya kelompok pendukung memprotes blokade dari massa penentang.

Tak lama kemudian, aksi pelemparan batu terjadi. Sejak saat itu, setiap kelompok mengambil posisi secara komunal, dengan adanya laporan warga Muslim diserang.

Kerusuhan Delhi semakin intens ketika Trump berkunjung selama dua hari, dari 24 hingga 26 Februari, di mana dia sempat memberikan pidato di Motera Stadium.

Baca juga: Menteri Agama Prihatin atas Kekerasan di India

Setelah bentrokan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut, suasana agak reda dilaporkan pada Rabu (26/2/2020). Namun, Delhi masih diliputi kecemasan.

Pasalnya, kerusuhan ini bukan lagi tentang UU Kewarganegaraan. Namun berubah menjadi sektarian, di mana orang diserang berdasarkan agama mereka.

Ada laporan sekelompok pria dengan tongkat, batang besi dan batu berkeliaran di jalan-jalan dan orang-orang Hindu dan Muslim saling berhadapan.

Seperti yang dialami Mohammad Zubair. Seorang pria berusia 37 tahun yang dipukuli ketika dalam perjalanan pulang dari masjid.

Dia menuturkan diserang oleh sekelompok orang tersebut setelah mereka melihatnya mengenakan peci, jenggot, maupun pakaian gamis.

"Mereka langsung menyerang, meneriakkan slogan-slogannya. Kemanusiaan macam apa ini?" ungkap Zubair, yang menuturkan dalam hitungan detik dia langsung dipukuli.

Baca juga: Kerusuhan India: Kisah Pria yang Dipukuli karena Berjenggot dan Pakai Gamis

4. Aparat yang disorot tajam

Juru bicara kepolisian, MS Randhawa, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengerahkan anggota dibantu pasukan paramiliter untuk memadamkan situasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com