Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Trump "Bahaya bagi Demokrasi", Demokrat AS Minta Republik Dukung Pemakzulan

Kompas.com - 16/12/2019, 12:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para elite Demokrat menyerukan Republik agar bergabung dengan mereka dalam pemakzulan Presiden Donald Trump.

Adam Schiff dan Jerry Nadler menyebut bahwa presiden 73 tahun itu merupakan "bahaya yang nyata bagi demokrasi AS".

Schiff dan Nadler merasa perlu untuk menyerukannya kepada Republik jelang sidang paripurna DPR AS, dilansir BBC Minggu (15/12/2019).

Baca juga: Komite DPR AS Setujui 2 Pasal Pemakzulan untuk Trump

Sebab, meski mayoritas di DPR AS, level Senat masih dikuasai Republik yang notabene adalah partai tempat Trump bernaung.

Dengan dua pertiga dukungan yang dibutuhkan, mustahil pasal pemakzulan terhadap Trump bakal lolos di level Senat.

Selain itu, salah satu politisi mereka, Jef Van Drew, membuat manuver mengejutkan dengan menolak dua pasal pemakzulan.

Bagaimana Seruan yang Disampaikan Demokrat?

Schiff, yang merupakan Ketua Komite Intelijen DPR AS, mengatakan dugaan pelanggaran jabatan yang dilakukan Trump tak akan berhenti.

Sebab, diketahui hingga kini dia masih meminta Ukraina dan China guna menyelidiki calon rivalnya, Joe Biden.

Schiff menyatakan, Rudy Giuliani, yang merupakan penasihat hukum di Gedung Putih, diketahui bertolak ke Ukraina.

"Saya kira, ini adalah bahaya yang nyata dan jelas bagi demokrasi kami," ujar Schiff kepada ABC's This Week seraya mengkritik Republik.

Dia menyindir setiap Republikan bakal dengan senang hati memroses pemakzulan jika yang bersalah adalah Barack Obama.

"Saya sangat berharap, jika memang Barack Obama yang melakukannya, saya sendiri yang akan mendukung memakzulkannya," katanya.

Sementara Nadler yang merupakan Ketua Komite Yudisial menjelaskan, sang presiden masih memberikan "ancaman" bagi integritas AS.

Baca juga: Sidang Pemakzulan Trump Bakal Jadi Prioritas Senat AS pada Januari 2020

Dalam pandangannya, Trump telah berkonspirasi dalam Pilpres AS 2016 dan akan melakukannya lagi pada 2020.

Diprediksi, dua pasal pemakzulan itu bakal disajikan terpisah dalam sidang paripurna yang bakal dihelat pekan depan.

Jika lolos, tuduhan tersebut bakal diteruskan kepada Senat yang sudah menyatakan bakal jadi agenda "prioritas" mereka di Januari.

Trump sudah mengindikasikan dia ingin memanggil sejumlah pelapor yang sudah membuatnya dimakzulkan, termasuk Biden dan anaknya, Hunter.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sudah menegaskan, "kecil peluangnya" presiden ke-45 AS itu bakal dilengserkan.

Dia menambahkan para senator Republik bakal berkoordinasi dengan pengacara Gedung Putih guna membahas strategi hukum.

"Selama saya melakukannya, saya berkoordinasi dengan Gedung Putih. Tak perbedaan antara posisi istana dengan kami," katanya.

Baca juga: Tanggapi Isu Pemakzulan, Trump Digambarkan Tim Kampanye sebagai Thanos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com