Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2019, 18:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Bloomberg

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, dia bisa mengerahkan pasukan jika diundang oleh pemerintah Libya.

Pada 27 November, Ankara menandatangani perjanjian untuk memperkuat militer dari pemerintahan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj yang didukung internasional.

Saat ini, pemerintahan Sarraj di Tripoli tengah digempur oleh tentara yang loyal kepada penguasa Libya timur, Khalifa Haftar.

Baca juga: Erdogan Sebut Presiden Perancis Mati Otak Buntut Komentar soal NATO

Dilansir Bloomberg Selasa (10/12/2019), loyalis Haftar sudah mengancam bakal memasuki Tripoli pada akhir tahun nanti.

"Kami bisa saja menempatkan pasukan Turki jika mendapat undangan dari rakyat maupun pemerintah Libya," terang Erdogan.

Dia menjelaskan, pengerahan militer itu tidak akan melanggar embargo dari PBB karena mereka datang berdasarkan undangan.

Presiden berusia 65 tahun itu berargumen, permintaan bantuan dari negara lain tentu tidak bisa diinterpretasikan.

"Turki tentu akan memutuskan jenis bantuan apa yang bisa diberikan jika mendapat undangan seperti itu," katanya dalam wawancara dengan TRT.

Erdogan melanjutkan, dia berencana mendiskusikan masalah Libya bersama Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini.

Apalagi, terdapat isu bahwa ada sekitar 1.000 tentara bayaran dari Rusia untuk membantu kelompok Haftar dalam perang saudara itu.

Tentara bayaran itu berada di bawah bendera Wagner Group, dan dimiliki Yevgeny Progozhin yang disebut punya relasi dengan Putin.

Moskwa membantahnya. Namun Tentara Nasional Libya (LNA) mengaku ada "sekelompok kecil" orang Rusia yang membantu mengembangkan senjata mereka.

Erdogan menuturkan, dia tidak ingin Libya bisa berakhir seperti Suriah yang tenggelam dalam perang sipil sejak 2011.

"Saya yakin Rusia juga mempunyai sikap atas Haftar. Dia adalah penjahat. Ilegal jika memberikan dukungan baginya," tegasnya.

Baca juga: Erdogan Ancam Bakal Hancurkan Kepala Pasukan Kurdi Jika Tak Keluar dari Zona Aman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com