Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shinzo Abe Pecahkan Rekor sebagai Perdana Menteri Jepang Terlama dalam Sejarah

Kompas.com - 20/11/2019, 12:14 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TOKYO, KOMPAS.com – Rabu (20/11/2019) menjadi hari yang bersejarah bagi Shinzo Abe. Sebab, dia memecahkan rekor sebagai perdana menteri (PM) terlama dalam sejarah Jepang.

Dilaporkan oleh The Japan Times, Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) itu sudah menjabat selama 2887 hari, atau sekitar delapan tahun.

Dia memecahkan rekor dari Perdana Menteri Jepang sebelumnya, Katsura Taro, yang menjabat selama 2886 hari, atau pada periode 1901-1906, 1908-1911, hingga 1912-1913.

Baca juga: Sebut Lift di Istana Osaka Kesalahan Besar, PM Jepang Dikritik

"Comeback" politik yang sukses

Pencapaian yang ditorehkan Shinzo Abe sangat luar biasa. Sebab, rata-rata PM Jepang hanya menjabat selama dua tahun.

Momen lain yang mengundang decak kagum adalah, awalnya banyak yang meragukan Abe bakal bertahan lama sebagai orang nomor satu di Negeri Sakura.

Pemerintahan periode pertamanya terjadi dari September 2006 hingga September 2007 berakhir secara memilukan.

Ketika itu, PM termuda Jepang tersebut terpaksa mengundurkan diri akibat gangguan kesehatan dan skandal demi skandal yang mengguncang pemerintahannya.

Memutuskan istirahat, suami dari Akie itu memutuskan comeback di politik dengan kembali terpilih sebagai presiden partai pada September 2012.

Selang tiga bulan menjadi pemimpin oposisi, dia memimpin LDP meraih kemenangan telak di pemilu Majelis Rendah, dan mengembalikan takdirnya sebagai PM.

Baca juga: Temui PM Jepang, Pemimpin Tertinggi Iran: Saya Tidak Punya Pesan untuk Trump

Politisi 65 tahun tersebut mengantarkan LDP meraih kemenangan meyakinkan dalam pemilu 2014 dan 2017, dan menjadikannya satu-satunya pemimpin partai yang mampu memenangi Majelis Rendah tiga kali beruntun.

Belajar dari kesalahan pada periode pertama, politisi dari daerah pemilihan distrik keempat Yamaguchi itu meluncurkan kebijakan ekonomi yang disebut Abenomics.

Kebijakan itu menargetkan berakhirnya stagnasi ekonomi, yakni berupa kebijakan moneter yang lebih longgar, penerapan stimulus, dan reformasi struktural.

Dalam hal kebijakan luar negeri, dia berhasil menjalin hubungan mesra dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Abe juga lolos dari serangkaian skandal politik, seperti tuduhan penyalahgunaaan kekuasaan dalam skandal penjualan tanah yang sempat melilit dia dan istrinya.

Baca juga: PM Jepang: Iran Harus Membangun Perdamaian di Timur Tengah

Ambisi amendemen konstitusi pasifis

Agenda terbesar Abe yang sejauh ini belum dilaksanakannya adalah mengamendemen konstitusi pasifis Jepang.

Sebagai sosok konservatif nasional, sudah menjadi mimpi pribadinya untuk merombak konstitusi sehingga Tokyo diizinkan menggunakan dan mengirim militer.

Menurut dia, konstitusi yang saat ini disusun oleh AS setelah berakhirnya Perang Dunia II dianggap "membelenggu" kemampuan angkatan bersenjata Jepang.

Namun, ambisi Abe terutama mengundang kekhawatiran dari negara tetangga. Sepak terjang mereka pada abad 20 menjadi sejarah kelam dunia, terutama di Asia.

Amendemen konstitusi memerlukan persetujuan dari dua per tiga anggota parlemen, baik di majelis tinggi maupun rendah. Usulan amandemen itu kemudian juga harus disetujui dalam referendum.

Baca juga: Bawa Misi Khusus ke Teheran, PM Jepang Bakal Damaikan Iran dan AS?

Sejauh ini, koalisi partai Abe yang tak menguasai dua per tiga kursi di Majelis Tinggi masih kesulitan mendapatkan dukungan, terutama dari kubu oposisi yang gencar menolaknya.

Abe menyatakan berencana mengajukannya lagi tahun depan, sebelum dia meletakkan jabatan pada September 2021, baik sebagai PM maupun presiden partai.

Sesuai AD/ART partai, dia dilarang maju untuk kali keempat. Namun, beredar rumor bahwa LDP berencana mengubahnya sehingga dia bisa kembali mencalonkan diri.

Rencana itu bukan hal baru. Sebelumnya pernah dilakukan tahun lalu ketika partai mengizinkan Shinzo Abe maju untuk kali ketiga.

Sebab, AD/ART partai mensyaratkan Presiden LDP hanya bisa menjabat maksimal dua periode dengan masing-masing tiga tahun.

Baca juga: Berkunjung ke Iran, PM Jepang Ingin Jadi Penengah Washington dengan Teheran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com