Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keluarga Migran Afghanistan Diselundupkan ke Austria Menggunakan Truk

Kompas.com - 28/10/2019, 20:45 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Seluruh penyeludup itu diyakini Nasir berasal dari satu kelompok yang bertugas membawa orang-orang keluar dari Aghanistan ke Pakistan, kemudian dari Pakistan ke Iran, dan dari Iran ke Turki.

Baca juga: Terjebak di Kontainer Saat Suhu Panas, 2 Bandar Narkoba Belgia Lapor Polisi

Perjalanan dilanjutkan keesokan harinya menggunakan truk yang sama untuk rute 20 jam menuju Turki.

Pada satu bagian, orang-orang itu, termasuk keluarga Nasir Ahmad, harus berjalan menyeberangi danau.

"Butuh waktu lima jam untuk menyeberang, dan saya harus menggendong salah seorang putri saya yang kakinya cedera."

"Dua kali istri saya jatuh ke dalam danau, semua kami kedinginan karena hujan, dan basah."

"Kami kehilangan seluruh tas bawaan kami dan anak-anak menangis," ujarnya.

Perjalanan akhirnya tiba di sebuah desa di Turki.

Orang-orang tersebut dibawa ke sebuah rumah kecil dengan tiga kamar dan dua kamar mandi, sementara ada 300 orang di dalamnya.

"Kami tidak diizinkan meninggalkan rumah tersebut sampai para penyelundup itu mendapatkan bayaran mereka."

"Saya beruntung karena setelah tiga hari sepupu saya membayarkan uang itu sehingga kami bebas," kata Nasir.

Menuju Yunani dan Tinggal di Austria

Setelah dilepaskan para penyelundup, Nasir melanjutkan perjalanan menuju Yunani bersama imigran ilegal lainnya.

Mereka dibawa menggunakan sebuah perahu karet kecil yang dipaksa mengangkut hingga 80 orang.

Namun setibanya di Yunani, harapan mulai terlihat bagi Nasir.

"Tiba-tiba kami disambut dengan baik. Ada wartawan, ada orang-orang lain yang mau membantu kami. Kami mendapatkan pakaian," ujarnya.

"Di Kabul saya bekerja dengan organisasi HAM, namun baru di Yunani saya belajar apa sebenarnya arti hak asasi manusia," tambahnya.

Perjalanan selanjutnya dari Yunani menuju Austria dikatakan Nasir lebih mudah.

Baca juga: Kamar Mayat Penuh, 100 Jenazah Tak Dikenal Disimpan di Kontainer

"Perbatasan terbuka dan saya sekarang sudah tinggal di sini selama hampir empat tahun bersama istri dan anak-anak."

"Saya harus mulai dari nol. Negeri baru, bahasa baru, budaya baru."

"Tidak ada teman, tidak ada sanak keluarga. Sendirian dan banyak masalah-masalah lain.

"Saya mempelajari bahasanya dan saya punya pekerjaan. Kami bisa melakukan semua ini," kata Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com