ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh negara Barat mendukung "teroris" karena tak berpihak padanya dalam serangan melawan Kurdi Suriah.
"Bisakah Anda bayangkan seluruh negara Barat berpihak pada teroris, dan mereka semua, termasuk NATO dan Uni Eropa, menyerang kita?" tanya Erdogan.
Baca juga: Erdogan Ancam Bakal Hancurkan Kepala Pasukan Kurdi Jika Tak Keluar dari Zona Aman
Dalam pidatonya di Istanbul. Erdogan menuding bahwa Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) bergabung dengan NATO tanpa sepengetahuan Turki.
Ankara menyebut YPG merupakan "teroris" karena dianggap kepanjangan tangan dari Partai Rakyat Kurdistan (PKK) yang mengobarkan pemberontakan pada 1984.
Diberitakan AFP Senin (21/10/2019), PKK dimasukkan dalam daftar hitam dan dinyatakan sebagai organisasi teror oleh Turki, AS, maupun Uni Eropa.
Operasi militer Turki terhadap Kurdi Suriah yang terlibat peran sentral dalam pemberantasan ISIS mendapat kecaman luas dari negara Barat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan dia "sangat khawatir" akan serangan 9 Oktober yang menghantam Kurdi di perbatasan.
Erdogan berkilah dirinya tak berusaha mencaplok wilayah Suriah. "Kami melihat tuduhan ini adalah penghinaan besar terhadap kami," keluhnya.
Turki mengumumkan penundaan selama 120 jam setelah Erdogan bertemu Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.
Erdogan setuju untuk menunda serangan dengan catatan, milisi Kurdi harus meninggalkan perbatasan demi menciptakan "zona aman".
Presiden berusia 65 tahun itu direncanakan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin resor Laut Hitam Sochi pada Selasa (22/10/2019).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.