Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Dimakzulkan, Apa Kesalahan Presiden Trump?

Kompas.com - 26/09/2019, 08:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

"Presiden harus bertanggung jawab. Tidak ada orang yang berada di atas hukum," kata Nancy Pelosi, ketua DPR AS saat mengumumkan dimulainya penyelidikan formal terhadap Trump, Selasa (24/9/2019).

"Tindakan Presiden Trump mengungkap fakta yang tidak terhormat tentang pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya dan terhadap keamanan nasional serta integritas pemilu kita," ujar Pelosi.

"Karena itu, hari ini saya mengumumkan bahwa Dewan Perwakilan melangkah maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi," lanjutnya.

Trump, pada gilirannya, telah mengakui bahwa dirinya berbicara dengan Zelensky tentang Biden dalam panggilan telepon itu dan mengatakan bahwa dia telah menangguhkan bantuan ke negara tersebut.

Baca juga: Penyelidikan Pemakzulan Trump Digelar, Ketua DPR AS: Tak Ada yang Lebih Tinggi dari Hukum

Kendati demikian, Trump menolak tuduhan bahwa kedua hal tersebut saling berkaitan dan mengatakan bahwa penangguhan bantuan tersebut dilakukan guna mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan dukungan mereka kepada pemerintah Ukraina.

Sementara Pelosi, yang menentang keras langkah pemakzulan presiden, semula berharap agar Demokrat dapat tetap fokus dalam mengamankan kursi Senat dan Gedung Putih pada 2020.

Akan tetapi setelah tujuh petinggi Demokrat yang moderat menyatakan mendukung penyelidikan pemakzulan secara penuh, maka sedikitnya 170 dari 235 anggota DPR AS dari Partai Demokrat mendukung langkah itu.

"Saya ada di sana.. pada tahun 1990-an ketika kami menulis undang-undang tentang pengungkap rahasia (whistleblower) dan terus menulisnya untuk memastikan keamanan intelijen kami dan pengungkap rahasia kami," kata Pelosi.

Baca juga: Dirinya Hendak Dimakzulkan, Trump Telepon Ketua DPR AS

"Saya tahu tujuan undang-undang itu. Dan kami melanjutkan dengan keseimbangan dan kehati-hatian saat kami menuliskannya."

"Saya dapat mengatakan dengan otoritas, tindakan pemerintah Trump telah merusak, baik keamanan nasional maupun intelijen kita, serta perlindungan kita terhadap pelapor, lebih dari keduanya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com