Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebijakan Satu Anak China (2): Para Pria "Mengimpor" Istri dari Negara Lain

Kompas.com - 24/08/2019, 22:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Myo kemudian melakukan komunikasi dengan otoritas China sebelum bergerak. Lama kelamaan, Gao pun curiga dan mulai bertanya siapa sebenarnya Myo.

"Polisi." Begitulah satu kata dalam bahasa Inggris yang diberikan oleh Myo sebagai jawaban. Kedua gadis itu akhirnya bisa diselamatkan dua bulan setelah mereka tiba di Xiangcheng.

Yuan dan Gao kemudian ditahan selama 30 hari berdasarkan aturan yang berlaku, kata Niu Tianhui. Juru bicara Biro Kepolisian Xiangcheng County.

"Keluarga dari dua pria itu mengaku sangat marah karena mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk 'mengimpor'. Namun kehilangan istri," kata Niu.

Baca juga: Gara-gara Kebijakan Satu Anak, Seorang Pria Bunuh Dua Pejabat China

Butuh beberapa pekan bagi dua gadis itu sebelum bisa kembali ke Myanmar. Awalnya mereka dibawa ke kantor polisi setempat di mana mereka dijerat dengan imigrasi ilegal.

Kemudian mereka menumpang kereta menuju pusat penampungan bagi korban perdagangan manusia di utara Shan. "Saat saya melihat huruf Burma, saya sangat senang," ujar Phyu.

Sejak kejadian itu, Nyo yang tengah hamil memutuskan untuk memberikan bayinya guna diadopsi. Namun, dia urung melakukannya setelah anaknya lahir.

"Saya awalnya ingin memberikannya. Namun setelah saya melihatnya, saya langsung mencintainya. Bahkan dengan mulut binatang China itu," tuturnya getir.

Zaw Min Tun, anggota gugus tugas anti-perdagangan manusia di Lashio berujar, perdagangan pengantin perempuan merupakan hal biasa di Negara Bagian Shan.

"Namun, hanya sedikit yang menyadari dan memahami apa itu perdagangan pengantin perempuan," ucap Zaw.

Baca juga: Ayah dari 35 Anak Ingin Cari Istri Keempat agar Bisa Memiliki 100 Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com