Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebijakan Satu Anak China (2): Para Pria "Mengimpor" Istri dari Negara Lain

Kompas.com - 24/08/2019, 22:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Tak lama, beberapa pria yang menggunakan bahasa China datang. Dia menunjuk mereka. "Saya punya kesan kami sedang dijual. Namun kami tak bisa kabur," kata Phyu.

Singkatnya, mereka sampai di China. Keduanya berpisah dengan Phyu bersama seorang pria bernama Yuan Feng. Keduanya sampai di kota di mana Phyu mengira sedang berada di Beijing.

Sebabnya, kota itu mempunyai banyak cahaya berkilau dan eskalator. "Bangunan yang ada di sana begitu tinggi sehingga saya tidak bisa melihat puncaknya," katanya.

Yuan kemudian mencoba berkomunikasi menggunakan penerjemah di ponselnya. Namun Phyu menolak. Jadi, dia bakal dikunci di kamar yang ada televisi.

Setiap malam, pria berusia 21 tahun tersebut bakal datang dan menyuntikkan sebuah cairan di lengannya, dan memaksanya untuk berhubungan seks.

Baca juga: China Resmi Mencabut Kebijakan Satu Anak

Kehidupan berjalan di mana mereka sempat berjalan-jalan. Namun ke mana pun Phyu pergi, dia selalu dibuntuti oleh Yuan. Bahkan sekadar ke kamar mandi.

Segera dia belajar beberapa kosakata Mandarin. Termasuk kata sandi suamminya. Begitu Yuan mabuk pada suatu hari, dia menggunakan peluang itu untuk menelepon ibunya.

"Saya sangat senang melihatnya. Namun dia tidak seperti dirinya. Dia berkata 'Ibu, saya sudah dijual',' kenang Aye Oo tentang kejadian tersebut.

Sementara Nyo tidak yakin di mana dia dibawa. Sama seperti Phyu, dia yang berstatus istri tanpa dokumen pernikahan sah awalnya dikurung dan sempat disiksa.

Namun seiring waktu, si suami menjadi percaya kepadanya. Bahkan memberikannya akses untuk menggunakan media sosial. Termasuk WeChat yang merupakan aplikasi populer.

Ibu Gao Ji, nama suami Nyo, berpikir bahwa tubuh Nyo yang terlalu kecil membuatnya tidak bisa mengandung. Jadi, dia memaksa sang menantu memakan bubur nasi hingga mie tebal.

Menggunakan akses ke media sosial, Nyo akhirnya tahu bahwa dia berada di Xiangcheng County, Provinsi Henan, salah satu kawasan dengan populasi terbanyak di China.

"Saya pikir dia kaya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa membeli istri dan rumah besar," kata Nyo mengomentari keadaan finansial "suaminya" itu.

Baca juga: China Perlonggar Kebijakan Satu Anak

Namun kenyataannya menurut Myo Zaw Win, polisi yang menyelidiki kasusnya, Gao adalah pria miskin yang berusaha membeli gadis selundupan sebagai istri.

Berbekal bantuan dari seorang perempuan, Myo bisa menghubungi Nyo menggunakan akun WeChat Gao. Selama korespondensi itu, Myo berpura-pura sebagai kakaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com