Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2019, 17:35 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut keputusan pemerintah yang menghapus status otonomi khusus Kashmir merupakan upaya untuk membebaskan wilayah itu dari terorisme dan separatisme.

Wilayah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah dihapus status otonomi khususnya oleh pemerintah India pada Senin (5/8/2019) lalu.

Penghapusan status otonomi khusus wilayah di kaki pegunungan Himalaya itu dilakukan pemerintah melalui dekrit presiden yang membatalkan Pasal 370 dalam Undang-Undang Konstitusional India.

Dengan dihapuskannya status otonomi khusus yang telah diberlakukan hampir tujuh dekade, maka wilayah Kashmir akan sama dengan negara bagian India lainnya.

Baca juga: India Peringatkan Pakistan, Masalah Kashmir adalah Urusan Dalam Negeri

Dalam komentar pertamanya mengenai keputusan bersejarah pemerintah India itu, PM Modi menyebut keamanan sebagai salah satu alasan utama keputusan tersebut.

"Saya memiliki keyakinan penuh bahwa kita akan dapat membebaskan Jammu dan Kashmir dari terorisme dan separatisme di bawah sistem (baru) ini," ujar Modi, Kamis (8/8/2019).

"Saya memiliki keyakinan penuh terhadap rakyat Jammu dan Kashmir, bahwa setelah mengalahkan separatisme, mereka akan melangkah maju dengan harapan dan aspirasi baru," lanjutnya.

Modi mengatakan, negara rivalnya, Pakistan, telah memanfaatkan status khusus Kashmir sebagai senjata melawan negara dengan mengobarkan keinginan sejumlah orang yang ingin menentang negara India.

Baca juga: 4 Hal Utama untuk Memahami Status Otonomi Khusus Kashmir yang Dicabut India dan Risikonya

Ditambahkannya, status otonomi khusus itu tidak memberi wilayah Kashmir keuntungan apa pun, melainkan hanya terorisme, separatisme, nepotisme, dan korupsi besar-besaran.

"Tetapi dengan Kashmir kini sepenuhnya menjadi bagian dari persatuan India, kawasan itu akan menikmati lebih banyak pekerjaan, perubahan dan birokrasi," ujar Modi, menambahkan proyek infrastruktur utama di wilayah itu akan dipercepat.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com