Salin Artikel

PM India Sebut Status Otonomi Khusus Picu Terorisme dan Separatisme di Kashmir

Wilayah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah dihapus status otonomi khususnya oleh pemerintah India pada Senin (5/8/2019) lalu.

Penghapusan status otonomi khusus wilayah di kaki pegunungan Himalaya itu dilakukan pemerintah melalui dekrit presiden yang membatalkan Pasal 370 dalam Undang-Undang Konstitusional India.

Dengan dihapuskannya status otonomi khusus yang telah diberlakukan hampir tujuh dekade, maka wilayah Kashmir akan sama dengan negara bagian India lainnya.

Dalam komentar pertamanya mengenai keputusan bersejarah pemerintah India itu, PM Modi menyebut keamanan sebagai salah satu alasan utama keputusan tersebut.

"Saya memiliki keyakinan penuh bahwa kita akan dapat membebaskan Jammu dan Kashmir dari terorisme dan separatisme di bawah sistem (baru) ini," ujar Modi, Kamis (8/8/2019).

"Saya memiliki keyakinan penuh terhadap rakyat Jammu dan Kashmir, bahwa setelah mengalahkan separatisme, mereka akan melangkah maju dengan harapan dan aspirasi baru," lanjutnya.

Modi mengatakan, negara rivalnya, Pakistan, telah memanfaatkan status khusus Kashmir sebagai senjata melawan negara dengan mengobarkan keinginan sejumlah orang yang ingin menentang negara India.

Ditambahkannya, status otonomi khusus itu tidak memberi wilayah Kashmir keuntungan apa pun, melainkan hanya terorisme, separatisme, nepotisme, dan korupsi besar-besaran.

"Tetapi dengan Kashmir kini sepenuhnya menjadi bagian dari persatuan India, kawasan itu akan menikmati lebih banyak pekerjaan, perubahan dan birokrasi," ujar Modi, menambahkan proyek infrastruktur utama di wilayah itu akan dipercepat.

Selain itu, Modi mengatakan bahwa dia menghormati pihak oposisi dan penduduk Kashmir yang menentang taktik kuat pemerintah.

"Kami sedang bekerja untuk menjawab maksud mereka tetapi saya juga meminta mereka untuk dapat menjaga kepentingan India dan membantu Jammu dan Kashmir, serta Ladakh," kata Modi.

"Saya ingin meyakinkan pada rekan-rekan saya di Jammu dan Kashmir bahwa secara perlahan keadaan akan menjadi normal dan masalah mereka akan berkurang," tuturnya.

Pemerintah India sebelumnya telah memberlakukan penguncian di wilayah Kashmir dan memutus seluruh jaringan telekomunikasi di daerah itu sejak Senin dini hari.

Sebelumnya, pemerintah India juga telah mengerahkan puluhan ribu tentara dalam sepekan terakhir, dengan alasan adanya ancaman teror.

Wilayah Kashmir di Pegunungan Himalaya telah lama terbagi menjadi dua dengan masing-masing dikuasai India dengan Pakistan. Perselisihan itu telah dimulai sejak kemerdekaan kedua negara yang bersengketa dari Inggris, pada 1947.

Namun selama 30 tahun terakhir, wilayah Kashmir yang dikuasai India berada dalam cengkeraman pemberontak dan telah menewaskan hingga puluhan ribu orang.

Pemberontak bersenjata Kashmir dan banyak penduduk India Kashmir telah berjuang demi meraih kemerdekaan wilayah itu atau untuk bergabung dengan negara tetangga, Pakistan.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/09/17353401/pm-india-sebut-status-otonomi-khusus-picu-terorisme-dan-separatisme-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke