Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Sirimavo Bandaranaike, Perempuan Perdana Menteri Pertama Dunia

Kompas.com - 10/04/2019, 21:47 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Dia secara tiba-tiba terjun dalam politik. Dia berkampanye untuk partai yang didirikan suaminya dalam pemilihan 1960. Perempuan tersebut akhirnya memimpin partai itu pada Mei 1960.

Dalam pidato pertamanya setelah memenangkan pemilihan itu, dia menyampaikan pesan khusus kepada para perempuan Sri Lanka.

"Kemenangan saya benar-benar kemenangan mereka," katanya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Raphael, Pelukis Terhebat Zaman High Renaissance

Pada 21 Juli 1960, Sirimavo menjadi Perdana Menteri Ceylon dan menciptakan sejarah baru sebagai perempuan pertama yang memegang posisi tersebut di dunia.

Pada konferensi Para Perdana Menteri Persemakmuran di London pada Maret 1961, Sirimavo menjadi perempuan pertama yang duduk di meja konferensi di antara beberapa negarawan paling terkemuka di dunia.

Memegang jabatan sampai 25 Maret 1965, dia sering dikritik sebagai "janda yang menangis" oleh para kritikus dan saingannya.

Mereka menudingnya memanfaatkan kematian suaminya untuk naik ke tampuk kekuasaan dengan secara emosional mengumpulkan dukungan.

Sebagai seorang sosialis, Sirimavo memajukan kebijakan sosial-ekonomi termasuk nasionalisasi sektor ekonomi utama yang mencakup perbankan dan asuransi.

Dia juga mempertahankan hubungan internasional yang netral mengikuti kebijakan Barat dan Timur, aktif mengadvokasi agama Buddha dan bahasa serta budaya nasional Sinhala.

Pertentangan

Meski demikian, kebijakannya menghadapi kemarahan besar dari kelompok minoritas Tamil di negara itu.

Mereka menganggap keputusannya menegakkan Sinhala sebagai bahasa resmi menggantikan bahasa Inggris di semua lini pemerintahan merupakan tindakan diskriminatif dan langkah untuk memblokir Tamil dari segala bidang.

Sirimavo juga mendekatkan negaranya dengan Uni Soviet dan China. Dia menengahi konflik perbatasan India-China pada 1962.

Pada tahun yang sama, dia menggagalkan upaya kudeta militer, yang melantik pamannya, William Gopallawa sebagai Gubernur Jenderal Ceylon.

Krisis ekonomi dan koalisi dengan Partai Marxist Lanka Sama Samaja berdampak pada menurunnya dukungan untuk pemerintahannya

Pada 1965, partainya kalah dalam pemilu. Namun keadaan berbalik lagi pada 1970, dia terpilih sebagai Perdana Menteri untuk jabatan keduanya pada 29 Mei 1970 hingga 23 Juli 1977.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com