Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Perdana Menteri Baru Malaysia? Muhyiddin, Anwar Ibrahim, atau...

Kompas.com - 28/02/2020, 20:27 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Krisis politik Malaysia telah memasuki hari kelima, Jumat (28/2/2020), di mana sejauh ini belum ada tanda-tanda kebuntuan politik akan berakhir.

Penjabat Perdana Menteri Mahathir Mohamad meminta DPR Malaysia atau Dewan Rakyat menggelar sidang istimewa Senin (2/3/2020) guna menentukan orang nomor satu Negeri “Jiran.

Namun, permintaan ini telah diveto oleh Raja Malaysia Sultan Abdullah, yang menyatakan bahwa dia akan menentukan siapa yang akan menjadi PM baru Malaysia setelah berkonsultasi dengan pimpinan partai.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Mahathir Sendiri yang Ingin Keluar dari Pakatan Harapan

Calon Perdana menteri yang berhasil meraih mayoritas 112 kursi akan menjadi PM kedelapan Malaysia.

Jika tidak ada koalisi yang berhasil mengumpulkan mayoritas kursi, Raja akan membubarkan parlemen dan menggelar pemilu dini.

Matematika politik Malaysia: Anwar Ibrahim vs Muhyiddin 

Analisa Kompas.com menunjukan belum ada calon Perdana menteri yang saat ini telah mengamankan mayoritas 112 kursi.

Kubu Pakatan Harapan yang mencalonkan politisi senior Anwar Ibrahim didukung oleh 93 parlementarian yaitu 42 dari Partai Aksi Demokratik (DAP), 40 dari Partai Keadilan Rakyat (PKR), dan 11 dari Partai Amanah.

Sementara itu Mahathir sebagai pimpinan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) telah memutuskan mencalonkan Muhyiddin Yassin sebagai suksesornya.

Mantan Menteri Dalam Negeri itu sejauh ini telah didukung oleh koalisi politik yang terdiri dari Bersatu dan kubu oposisi Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan Barisan Nasional yang dimotori UMNO.

Baca juga: Mahathir Mohamad Merasa Belum Waktunya Mundur

Jumlah dukungan Muhyiddin saat ini adalah 96 kursi. Koalisi Muhyiddin disebut-sebut akan diberi nama Perikatan Nasional. 

Partai-partai regional Sabah dan Sarawak yang memiliki 32 kursi menjadi kingmaker untuk memberikan mayoritas yang diperlukan oleh kubu Anwar dan Muhyiddin.

Walau memberi sinyal akan mendukung Muhyiddin, dua partai utama di Malaysia Timur yaitu Partai Warisan dan Gabungan Partai Sarawak (GPS) diyakini masih dapat mengubah posisi mereka bergantung dengan kesepakatan dan konsesi politik yang ditawarkan.

Kesepakatan politik ini tidak sesederhana matematika. Baik Warisan dan GPS hampir pasti akan meminta sejumlah konsesi politik yang belum tentu dapat disetujui oleh seluruh komponen partai di koalisi Anwar maupun Muhyiddin.

Salah satunya adalah permintaan GPS agar tidak ada partai oposisi yang melawan mereka di pemilu negara bagian Sarawak.

Baca juga: Mahathir Mohamad Ingin Bentuk Pemerintahan yang Pro pada Kepentingan Nasional

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com