KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Krisis politik Malaysia telah memasuki hari kelima, Jumat (28/2/2020), di mana sejauh ini belum ada tanda-tanda kebuntuan politik akan berakhir.
Penjabat Perdana Menteri Mahathir Mohamad meminta DPR Malaysia atau Dewan Rakyat menggelar sidang istimewa Senin (2/3/2020) guna menentukan orang nomor satu Negeri “Jiran.
Namun, permintaan ini telah diveto oleh Raja Malaysia Sultan Abdullah, yang menyatakan bahwa dia akan menentukan siapa yang akan menjadi PM baru Malaysia setelah berkonsultasi dengan pimpinan partai.
Baca juga: Anwar Ibrahim: Mahathir Sendiri yang Ingin Keluar dari Pakatan Harapan
Calon Perdana menteri yang berhasil meraih mayoritas 112 kursi akan menjadi PM kedelapan Malaysia.
Jika tidak ada koalisi yang berhasil mengumpulkan mayoritas kursi, Raja akan membubarkan parlemen dan menggelar pemilu dini.
Matematika politik Malaysia: Anwar Ibrahim vs Muhyiddin
Analisa Kompas.com menunjukan belum ada calon Perdana menteri yang saat ini telah mengamankan mayoritas 112 kursi.
Kubu Pakatan Harapan yang mencalonkan politisi senior Anwar Ibrahim didukung oleh 93 parlementarian yaitu 42 dari Partai Aksi Demokratik (DAP), 40 dari Partai Keadilan Rakyat (PKR), dan 11 dari Partai Amanah.
Sementara itu Mahathir sebagai pimpinan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) telah memutuskan mencalonkan Muhyiddin Yassin sebagai suksesornya.
Mantan Menteri Dalam Negeri itu sejauh ini telah didukung oleh koalisi politik yang terdiri dari Bersatu dan kubu oposisi Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan Barisan Nasional yang dimotori UMNO.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.