WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah opini yang ditulis seorang staf Gedung Putih di New York Times Kamis (6/9/2018) menjadi polemik.
Sebabnya, opini tersebut menyebut adanya rencana pejabat Gedung Putih untuk mendongkel Presiden Donald Trump dari jabatannya.
Si staf misterius mengatakan langkah itu harus dihancurkan untuk menyelamatkan Amerika Serikat (AS) dari Trump yang dianggap tak becus mengelola negara.
Baca juga: Wapres AS Bantah Jadi Penulis Rencana Memakzulkan Trump
Artikel itu membuat Gedung Putih melakukan pencarian, sementara Trump menuntut The Times membeberkan identitas si penulis dan menyerahkannya.
BBC melakukan sebuah tes menggunakan perangkat lunak untuk mencari tahu identitas sesungguhnya si staf tersebut.
Perangkat lunak itu melakukan analisis berdasarkan gaya penulisan si staf. BBC memulai pencarian dengan setiap pidato yang disampaikan tanpa persiapan.
Pencarian kemudian dikhususkan pada beberapa faktor. Seperti pernyataan editor opini The Times, James Dao.
Dia berujar begitu terkesan dengan kejelasan penulisan serta emosi yang ditumpahkan oleh si staf dalam opininya.
Dao mengonfirmasi bahwa si editor yang menangani tulisan itu tidak menghapus karakteristik tulisan si staf yang bisa memberi petunjuk.
Kemudian dalam twit yang disampaikan The Times, si penulis dideskripsikan sebagai pria (he). The Times lalu memberi pernyataan lanjutan si pengunggah twit tak tahu identitas penulis.
Baca juga: Trump Minta Opini Kontroversial untuk Lengserkan Dirinya Diselidiki
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.